IHSG Melemah Terbatas Imbas Aksi Jual

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 9,17 poin ke posisi 5.905 pada penutupan perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Okt 2017, 16:16 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2017, 16:16 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Namun, tekanan IHSG cenderung terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (10/10/2017), IHSG melemah tipis 9,17 poin atau 0,16 persen ke posisi 5.905,76. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,29 persen ke posisi 983,06. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 172 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 154 saham menguat sehingga menahan tekanan IHSG. 125 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.927,68 dan terendah 5.896,68.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 301.940 kali dengan volume perdagangan 10 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,4 triliun.

Investor asing masih melanjutkan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 354 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di Rp 13.506.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,80 persen, dan memimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi mendaki 0,15 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,42 persen.

Sedangkan sektor saham infrastruktur susut 1,12 persen, dan membukukan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,29 persen dan sektor saham manufaktur melemah 0,27 persen.

Saham-saham cetak top gainers antara lain saham KIOS naik 25 persen ke posisi Rp 875 per saham, saham CMPP melonjak 24,75 persen ke posisi Rp 1.260 per saham, dan saham BSSR menanjak 15,25 persen ke posisi Rp 2.570 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham ARII susut 14,67 persen ke posisi Rp 256 per saham, saham LPGI merosot 9,36 persen ke posisi Rp 4.940 per saham, saham SKBM tergelincir 9,26 persen ke posisi Rp 490, dan saham GMFI susut 9 persen ke posisi Rp 364 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,58 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,64 persen dan catatkan penguatan terbesar.

Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,64 persen dan indeks saham Shanghai menanjak 0,26 persen. Sedangkan indeks saham Singapura susut 0,08 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG meski sempat menguat di awal tetapi secara volume alami tekanan. Bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan dinilai berimbas ke IHSG. Reza mengatakan, pelaku pasar menanti rilis kinerja perusahaan dan reformasi perpajakan AS.

Di bursa saham Asia cenderung positif. Ini didorong dari data ekonomi China yang menunjukkan level ekspansi. Namun, menurut Reza hal itu tidak terlalu direspons oleh pelaku pasar.

"IHSG cenderung tertekan karena aksi profit taking sementara. Pelaku pasar menanti kinerja emiten. Sedangkan sentimen makro ekonomi sudah sepi," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya