Sepi Sentimen, IHSG Berpotensi Menguat

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.862-5.902 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Okt 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 06:30 WIB
Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variasi dengan mencoba penguatan pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG bergerak terus tertekan. IHSG menurut Lanjar, terkonfirmasi mematahkan level support di moving average 20 harian. IHSG menguji level support moving average 50 harian di level 5.863.

"Indikator menunjukkan pada area jeuh jual dengan signal berbalik arah. Namun momentum IHSG cenderung tertekan sehingga IHSG akan bervariasi dengan mencoba rebound atau menguat di level MA 50," jelas Lanjar dalam ulasannya, Kamis (12/10/2017).

Ia memprediksi, IHSG bergerak di kisaran 5.863-5.902 pada Kamis pekan ini.

Sebelumnya pada perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 22,97 poin ke level 5.882,79. Indeks saham infrastruktur memimpin pelemahan di antara sektor saham lainnya.

Hal itu didorong saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk susut 2,87 persen karena aksi jual investor asing cukup besar. Selain itu, saham PT XL Axiata Tbk melemah 4,68 persen.

Di bursa global, indeks saham Asia sebagian bervariasi. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,2 persen. Indeks saham Jepang Topix menguat 0,10 persen, dan indeks saham Shanghai bertambah 0,33 persen.

"Data pertumbuhan pesanan alat mesin di Jepang tumbuh cukup signifikan menjadi pendorong penguatan saham manufaktur di Jepang," kata Lanjar.

Selanjutnya investor akan fokus pada implikasi hasil pertemuan the Federal Reserve dan prospek kebijakan serta suku bunga di Amerika Serikat.

"Ditambah tingkat pinjaman baru di Tiongkok hingga tingkat inflasi dan indeks harga produsen di Amerika Serikat yang diharapkan mengarah pada pertumbuhan," kata dia.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk dicermati pelaku pasar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya