Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada Kamis pekan ini. Rilis data ekonomi yaitu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7 day reverse repo rate akan pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menuturkan pergerakan IHSG dalam konsolidasi wajar. Hal itu didukung kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Selain itu, pelaku pasar juga menanti pengumuman suku bunga acuan. Diperkirakan suku bunga acuan BI tetap 4,25 persen.
"IHSG akan bergerak di kisaran 6.492-6.671 pada Kamis pekan ini," tutur ia dalam ulasannya, Kamis (15/2/2018).
Advertisement
Sementara itu, pengamat pasar modal Satrio Utomo menuturkan IHSG akan bergerak pada level resistance di 6.615-6.540.
Baca Juga
Sedangkan Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji prediksi IHSG bergerak di area support pada level 6.561-6.578. IHSG diperkirakan melemah pada hari terakhir perdagangan saham sebelum libur tahun baru Imlek.
Untuk pilihan saham, William memilih saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Total Bangun Persada Tbk (TOTL), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Sementara Satrio memilih saham Adaro Energy Tbk (ADRO) dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan Nafan memilih saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG naik 16,22 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.594,40. Sektor saham industri dasar, aneka industri mencatatkan penguatan terbesar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 525,66 miliar. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sempat di atas 13.600 menjadi faktor utama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Menguat 16,22 Poin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan menguat. Investor asing masih melakukan aksi jual di tengah penguatan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 14 Februari 2018, IHSG naik 16,22 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.594,40. Indeks saham LQ45 menguat 0,17 persen ke posisi 1.111,15. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Ada sebanyak 198 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 146 saham melemah dan 128 saham diam di tempat.IHSG sempat berada di level tertinggi 6.599,31 dan terendah 6.572,50.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 345.593 kali dengan volume perdagangan saham 11,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 601,38 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.626. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham kecuali sektor saham keuangan melemah 0,20 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,01 persen.
Sektor saham industri dasar naik 1,25 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menguat 1,13 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,57 persen.
Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham ISSP naik 20,16 persen ke posisi Rp 155, saham GDST melonjak 13,10 persen ke posisi Rp 95, dan saham BGTG menanjak 8,39 persen ke posisi Rp 168 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham RIMO melemah 10,80 persen ke posisi Rp 157, saham MYRX merosot 4,4 persen ke posisi Rp 152, dan saham LEAD tergelincir 2,99 persen ke posisi Rp 130 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,34 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,11 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,45 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,43 persen dan indeks saham Singapura melemah 0,36 persen.
Advertisement