Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (8/2/2019), IHSG merosot 14,79 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.521,66. Indeks saham LQ45 susut 0,50 persen ke posisi 1.027,89. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 229 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 125 saham diam di tempat.
Advertisement
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.526,86 dan terendah 6.498,96. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 428.791 kali dengan volume perdagangan 13,8 miliar saham.
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 178,43 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 13.965.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,48 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,38 persen.
Sementara itu, sektor saham industri dasar susut 1,73 persen, sektor saham tambang melemah 1,46 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,44 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DSFI naik 34,62 persen ke posisi 140 per saham, saham ALDO menguat 24,82 persen ke posisi 880 per saham, dan saham DWGL naik 22,08 persen ke posisi 94 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham OCAP merosot 33,61 persen ke posisi 81 per saham, saham TGKA melemah 16,05 persen ke posisi 3.610 per saham, dan saham SRAJ terpangkas 9,26 persen ke posisi 196 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,16 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,2 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 2,01 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,15 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,04 persen.
Analis PT Binaarta Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Ia menilai, data cadangan devisa turun menjadi USD 120,1 miliar pada Januari 2019 dari posisi USD 120,7 miliar direspons negatif oleh pelaku pasar.
"Para pelaku pasar global masih mencermati negosiasi perdagangan perdagangan bebas antara AS dengan Tiongkok yang masih belum menghasilkan kesepakatan yang komprehensif,” ujar dia.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga fokus terhadap pengumuman neraca transaksi berjalan. Indonesia alami defisit neraca transaksi berjalan melebar menjadi USD 9,1 miliar atau 3,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Pergerakan IHSG pada Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan di awal perdagangan Jumat ini. Seluruh sektor saham mengalami tekanan yang cukup dalam.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat 8 Februari 2019, IHSG turun 22,71 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.513,74. Pelemahan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 25,78 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.508,67.
Indeks saham LQ45 tertekan 0,67 persen ke posisi 1.026,57. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah.
Sebanyak 92 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah. Selain itu 81 saham menguat dan 140 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.515,85 dan terendah 6.505,55.
Total frekuensi perdagangan mencapai 21.383 kali dengan volume perdagangan 472 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 267 miliar. Investor asing jual saham Rp 18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.988.
Seluruh sektor saham melemah. Sektor saham industri dasar anjlok 1,01 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan tertekan0,80 persen dan sektor saham manufaktur turun 0,51 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham CAKK naik 13,16 persen ke posisi 173 per saham, saham SQMI melonjak 11,82 persen ke posisi 350 per saham, dan saham SAFE menguat 11,43 persen ke posisi 234 per saham.
Sementara itu, saham INDX melemah 5,95 persen ke posisi 79 per saham, saham GTBO susut 4,17 persen ke posisi 230 per saham, dan saham BWPT tergelincir 4,57 persen ke posisi 167 per saham.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement