Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Seluruh sektor menghijau dengan dipimpin oleh sektor aneka industri.
Pada pra-pembukaan perdagangan Selasa (1/12/2020), IHSG naik 25,47 poin atau 0,45 persen ke level 5.637,89. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00, IHSG masih menguat 83,97 poin atau 1,49 persen ke 5.698,82.
Baca Juga
Sementara indeks saham LQ45 juga menguat 1,95 persen ke posisi 900,30. Seluruh indeks acuan bergerak di zona hijau.
Advertisement
Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.699,25. Sedangkan terendah 5.637,89.
Sebanyak 220 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 67 saham melemah dan 125 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 71.462 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun.
Tercatat, investor asing jual saham di pasar regular mencapai Rp 91,03 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.100 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor anek industri yang melesat 3 persen. Kemudian diikuti sektor industri dasar yang naik 2,13 persen dan sektor keuangan naik 1,95 persen.
Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain TOBA naik 20,45 persen ke Rp 595 per lembar saham. Kemudian BIKA naik 16,05 persen ke Rp 188 per saham dan MBTO naik 11,76 persen ke Rp 95 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain HRME turun 6,78 persen ke Rp 55 per lembar saham, DADA yang turun 6,78 persen ke Rp 55 per lembar saham dan SOTS turun 6,73 persen ke Rp 194 per saham.
Berdasarkan riset Ashmore, Pasar AS ditutup lebih rendah dengan saham energi jatuh paling banyak karena tanda-tanda perselisihan di antara para menteri negara-negara OPEC+ mendorong harga minyak mentah lebih rendah.
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 turun, sektor energi melemah 1,1 persen dan telekomunikasi turun 0,8 persen.
Sementara itu, Janet Yellen hampir pasti akan mengejar koordinasi yang lebih erat dengan Federal Reserve AS tahun depan - memperbaiki perselisihan baru-baru ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Sebelumnya
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Sebanyak 405 saham melemah sehingga membawa bursa saham Indonesia ke zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (30/11/2020), IHSG ditutup turun dalam 170,92 poin atau 2,96 persen ke posisi 5.612,41. Sementara, indeks saham LQ45 melemah 4,03 persen ke posisi 883,06.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.798,29 dan terendah 5.563,86.
Pada sesi penutupan pedagangan, 112 saham perkasa tetapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, sebanyak 405 saham melemah sehingga menekan IHSG. Di luar itu, 115 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.960.583 kali dengan volume perdagangan 35,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 32,8 triliun.
Investor asing jual saham Rp 2,52 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.125.
Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya ada satu sektor yang menguat yaitu perkebunan yang naik 2,21 persen.
Sektor yang melemah dipimpin oleh infrastruktur yang anjlok 5 persen. Kemudian diikuti sektor aneka industri yang melemah 3,92 persen dan sektor keuangan turun 3,31 persen.
Saham yang menguat antara lain TOBA yang naik 23,50 persen ke Rp 494 per lembar saham. Kemudian HRUM yang naik 21,40 persen ke Rp 2.780 per lembar saham dan YPAS yang naik 16,67 persen ke Rp 462 per lembar saham.
Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain CSAP yang melemah 6,99 persen ke Rp 346 per lembar saham. Kemudian LPPF turun 6,99 persen ke Rp 1.265 per lembar saham dan UNTR turun 6,98 persen ke Rp 23.000 per lembar saham.
Advertisement