Liputan6.com, Jakarta - Saat investasi saham ada sejumlah faktor yang diperhatikan. Hal itu mulai dari kapitalisasi pasar saham, volatilitas harga saham dan likuiditas saham.
Likuiditas saham ini menjadi salah satu faktor yang juga perlu dicermati terutama seorang trader atau yang berorientasi jangka pendek untuk memiliki saham.
Baca Juga
Head of Research Investment PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, pelaku pasar perlu mengetahui likuiditas saham untuk mengetahui risiko memiliki saham tersebut. Jadi ketika ingin menjual saham ada yang mau beli.
Advertisement
"Ketika mau jual ada yang mau beli. Kalau harga pasar Rp 1.000, tidak laku, harga sahamnya turun Rp 950, likuiditasnya rendah, harga jualnya akan di bawah harga pasar. Wajib tahu likuiditas saham," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (14/8/2021).
Mengutip laman MNC Sekuritas, jika salah memilih saham yang ternyata tidak likuid, trader akan kelimpungan ketikan menjual saham. Hal ini karena sedikit bid offer sehingga perlu waktu menjual saham itu.
"Harga saham tidak likuid juga cenderung di situ-situ saja, sehingga trader harus sabar menunggu harganya bergerak dulu baru bisa melakukan penjualan,” tulis perseroan.
Untuk melihat saham berdasarkan likuiditas ini dapat dicermati saham likuditas tinggi dan saham tidur.
Wawan menuturkan, saham likuiditas tinggi ini berarti, saham tersebut sering diperdagangkan. Hal itu menunjukkan minat investor dan ada momentum.
Wawan menilai, pelaku pasar juga dapat melihat saham likuiditas tinggi tersebut dari indeks LQ45 dan Kompas100. “Rata-rata saham diperdagangkan paling tinggi dalam enam bulan,” ujar dia.
Ia menambahkan, saham likuiditas tinggi tersebut ada mencatatkan kapitalisasi pasar besar dan memiliki fundamental baik. Ada juga sebaliknya, meski mencatatkan fundamental kurang baik tetapi sahamnya aktif diperdagangkan.
Sementara itu, MNC Sekuritas menyebutkan, untuk identifikasi saham likuid dengan melihat kapitalisasi pasar. Salah satu yang menjadi pertimbangan yaitu saham kapitalisasi pasar besar.
Saham likuid ini juga ditunjukkan antrean order pada fraksi harga di harga permintaan atau bid price dan penawaran atau offer price. Selain dari antrean bid offer, saham likuid ini juga dapat dinilai berdasarkan berdasarkan bid offer split dan lot saham.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Tidur
Selain itu, ada juga saham tidur. Wawan mengatakan, harga saham tersebut biasa Rp 50 dan fundamental perusahaan kurang baik. Namun, ia menilai, ada juga perusahaan yang tadinya kinerja kurang baik tetapi akhirnya bisa positif. Meski demikian, harga sahamnya belum likuid.
"Saham tidak ada pergerakan dan jarang ditraansaksikan, diam saja,” kata dia.
Selain melihat dari likuiditas, ada juga saham dilihat berdasarkan momentum atau disebut saham musiman. Wawan mengatakan, biasanya pergerakan seiring tren. Salah satu contoh tren komoditas crude palm oil (cpo) pada akhir tahun. Demikian juga ketika harga emas naik, saham-saham yang berkaitan dengan emas ikut naik.
"Biasanya ramai akhir tahun CPO naik, harga saham berkaitan dengan CPO ikut naik. Sahamnya naik juga karena ada story. Saat ini storynya bank digital,” kata dia.
Advertisement