Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk/BNI (BBNI) mencatatkan pertumbuhan pengguna layanan digital yang naik signifikan selama pandemi COVID-19.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengungkapkan, pengguna BNI mobile banking mencapai 9,3 juta pengguna per Juni 2021. Tumbuh 57 persen yoy dengan jumlah transaksi mencapai 203,6 juta transaksi atau tumbuh 54 persen yoy.
Baca Juga
"Kami yakin dengan diluncurkannya New BNI mobile banking pada Juni 2021, yang dilengkapi tarik tunai tanpa kartu, top up e-wallet, bayar tagihan dan lainnya, dapat meningkatkan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan transaksi pengguna," kata Adi dalam paparan publik, Senin (16/8/2021).
Advertisement
Pada bisnis BNI Direct yang menyediakan transaksi perusahaan, menunjukkan pertumbuhan positif dengan jumlah user per Juni, menjadi 68.229 perusahaan. Angka itu naik 16,4 persen yoy. “Dari sisi jumlah transaksi juga tumbuh 175 persen yoy menjadi 214 juta senilai lebih dari Rp 2.030 triliun," imbuhnya.
Adapun perbankan terbuka atau API, hingga Juni 2021 sudah membuahkan 283 jenis layanan, atau terbanyak dibandingkan bank – bank lain, dan digunakan oleh 3.000 klien, termasuk perusahaan fintech maupun E-commerce.
"Transaksi BNI saat ini telah didominasi oleh transaksi e-channel dan hanya sedikit yang dari kantor cabang. Dari transaksi e-channel ini BNI memperoleh pendapatan fee sebesar Rp 736 miliar atau meningkat 9,8 persen yoy," kata Adi.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transformasi Digital
Sebelumnya, transformasi digital yang dilakukan oleh Perseroan memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh sebagian besar bank yang kini tengah berusaha memasuki dunia perbankan digital.
BNI mengkombinasikan dua dunia pada layanan perbankan yang saat ini ada, yaitu konvensional bank dan industri financial technology. Sebagai bank konvensional, BNI kini memiliki akses ke public funding, memiliki nasabah loyal, telah mengembangkan produk dan jasa keuangan, setiap simpanan dijamin sesuai dengan aturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan memiliki ruang untuk terus menurunkan cost of fund, pada kuartal  II 2021 menjadi 1,6 persen
Di sisi lain, BNI juga berkolaborasi dengan Fintech yang tangkas dalam beradaptasi terhadap perubahan baru, menguasai ekosistem berbasis online, mampu beroperasi dengan biaya yang efisien dan dapat diautomatisasi, serta sangat akrab dengan layanan yang diharapkan oleh kaum milenial.
Perpaduan tersebut menjadikan BNI sebagai pemimpin dalam layanan ekosistem perbankan terbuka atau API. Hingga Juni 2021 sudah membuahkan 283 jenis layanan, atau terbanyak dibandingkan bank – bank lain, dan digunakan oleh 3.000 klien, termasuk Perusahaan Fintech maupun E-commerce.
Selain BNI Open API, BNI juga mengembangkan Layanan Cash Management melalui BNI Direct, serta Financial Supply Chain Management yang sama – sama dapat digunakan untuk melayani nasabah Perusahaan, bisnis, fintech dan e-commerce.Â
Layanan digital unggulan ini banyak disukai karena memberikan manfaat pengelolaan keuangan yang lengkap, mulai dari payment management; collection management; liquidity management; hingga penyajian informasi rekening, dan pelaporan.
Ragam manfaat ini mendorong pertumbuhan jumlah pengguna sebesar 16,4 persen year on year atau sebanyak 68.229 perusahaan pada Juni 2021, nilai transaksi yang meningkat 10,8 persen year on year atau senilai Rp 2.030 triliun, dan jumlah transaksi yang juga tumbuh 175,6 persen year on year menjadi sebanyak 214 juta transaksi.
Produk digital unggulan lainnya adalah BNI Mobile Banking yang tumbuh sangat pesat menjadi layanan pilihan utama nasabah ritel.
Indikasinya terlihat pada jumlah pengguna yang meningkat 56,8 persen YoY atau sebanyak 9,29 juta menyusul pandemi yang mendorong orang untuk membatasi aktivitasnya di luar rumah, work from home, serta bertransaksi secara online.
Demikian juga dengan nilai transaksi yang meningkat 31,8 persen YoY atau sebesar Rp 287 triliun. Begitu juga dengan jumlah transaksi yang meningkat 54,2 persen YoY atau sebanyak 204 juta transaksi.
Â
Advertisement