Hacker Kembali Bobot Aset Kripto Senilai Rp 1,3 Triliun

Liquid mengatakan bila peretas masuk ke dalam dompet mata uang digitalnya dan mentransfer aset ke empat dompet berbeda.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 20 Agu 2021, 18:33 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 18:33 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jasa cryptocurrency atau uang kripto di Jepang, Liquid, terkena serangan siber yang membuat peretas berhasil mendapatkan koin digital dengan nilai lebih dari USD 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun (asumsi kurs rupiah 14.453 per dolar AS)

Seperti dilansir CNBC, ditulis Jumat (20/8/2021), Liquid mengatakan bila peretas masuk ke dalam dompet mata uang digital-nya dan mentransfer aset ke empat dompet berbeda.

"Kami sedang menyelidiki dan akan memberikan pembaruan rutin. Sementara itu, penyetoran dan penarikan akan ditangguhkan," kata Liquid melalui Twitter resminya.

Elliptic, sebuah perusahaan analitik blockchain mengatakan, analisisnya menunjukkan lebih dari USD 94 juta atau sekitar Rp 1,35 triliun uang kripto telah diperoleh para peretas.

Dari total pencurian, token senilai USD 45 juta dikonversi ke ethereum melalui pertukaran terdesentralisasi, seperti Uniswap dan SushiSwap.

"Ini memungkinkan peretas untuk menghindari aset-aset ini dibekukan. Seperti yang mungkin dilakukan dengan banyak token Ethereum,” kata Elliptic dalam sebuah posting blog.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Salah Satu Bursa Kripto Teratas

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liquid berada di antara 20 bursa kripto teratas secara global berdasarkan volume perdagangan harian. Dalam 24 jam terakhir perusahaan melakukan transaksi hingga USD 133 juta menurut data CoinMarketCap.

Ini adalah pencurian kripto besar kedua yang terjadi dalam waktu kurang dari seminggu. Selasa lalu, peretas mencuri lebih dari USD 600 juta token digital dari Poly Network, yang disebut sebagai perusahaan keuangan terdesentralisasi.

Meski demikian, peristiwa ini sangat tidak biasa karena peretas membuka dialog dengan organisasi yang mereka serang, dan mengembalikan hampir semua dana. Meski demikian, lebih dari USD 200 juta tetap terkunci di akun yang memerlukan kata sandi dari peretas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya