Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah melakukan pengalihan saham treasuri Perseroan sebanyak 303.148.100. Dari penjualan saham treasuri (hasil buyback), perseroan mendapatkan dana Rp 691,18 miliar
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Apollonius Andwie menuturkan, saham treasuri merupakan hasil pembelian kembali (buyback) pada 2 September 2015-1 Desember 2015.
Baca Juga
“Kami telah melakukan pengalihan saham treasuri kami sebesar 303.148.100 lembar yang merupakan saham treasuri dari buyback tahun 2015 lalu dengan harga rata-rata pembelian sesuai yang disampaikan di annual report yaitu sebesar Rp 1.218 per lembar,” terangnya kepada Liputan6.com, Jumat (24/9/2021).
Advertisement
Adapun pihak yang menerima pengalihan saham treasuri Bukit Asamantara lain, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Bahana Sekuritas. Pengalihan tersebut dilakukan pada 22 September 2021 dengan harga Rp 2.280 per saham. Dengan demikian, Perseroan meraup sekitar Rp 691,18 miliar.
“Dana yang diperoleh akan dioptimalkan pengelolaannya sehingga memberikan benefit optimal untuk Perseroan,” kata Apollonius.
Saham treasuri yang dibeli kembali (buyback) oleh Perseroan pada 2 September 2015 sampai dengan 1 Desember 2015 totalnya sebanyak 330.296.000 lembar saham. Dengan dilakukan pengalihan saham treasuri Perseroan hingga 22 September 2021, maka saham treasuri yang dibeli kembali (buyback) itu tersisa 27.147.900 lembar saham.
Namun, dengan memperhatikan hasil buyback yang dilakukan oleh Perseroan pada 17 Maret-16 Juni 2020 sebanyak 6.302.000 lembar saham, total saham treasuri yang masih dikuasai oleh Perseroan yaitu 33.449.900 lembar saham.
“Atas saham treasuri yang masih kami miliki yaitu sebesar 33.449.900 lembar saham atau setara dengan 0,29 persen dari total saham Perseroan, masih belum ada rencana lebih lanjut,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja
PT Bukit Asam Tbk optimistis target laba hingga akhir tahun bisa tercapai jika permintaan terus meningkat. Di tambah dengan harga batu bara yang terus naik. Namun secara rinci, manajemen Perseroan enggan mengungkapkan angka pasti berapa target pendapatan yang dibidik.
"Untuk kinerja sampai 2021, kami optimis bisa merealisasikannya,” kata Apollonius.
Tahun ini, Perseroan membidik kenaikan volume produksi batu bara dari 25 juta ton pada 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021. Sejalan dengan itu, Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto mengatakan volume ekspor juga akan ditingkatkan.
"Yang jelas Bukit Asam juga akan meningkatkan ekspornya. Karena rencana produksinya juga meningkat dari 25 juta ton tahun lalu, tahun ini naik jadi 30 juta ton. Jelas volume ekspornya juga akan meningkat,” kata Suryo sebelumnya.
Hingga semester I 2021, produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencapai 13,3 juta ton. Perseroan berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 12,9 juta ton.
Pada semester pertama tahun ini, Perseroan mencatatkan kinerja yang positif. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebanyak Rp 1,8 triliun, naik 38 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 1,3 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 10,3 triliun, meningkat 14 persen dari capaian pada periode serupa tahun lalu Rp 9,0 triliun.
Tahun ini, Perseroan juga berencana untuk meningkatkan investasi dalam mengembangkan diversifikasi usaha dan hilirisasi batu bara. Total investasi yang direncanakan pada 2021 untuk sektor tersebut adalah sebesar Rp 3,8 triliun.
Advertisement