Liputan6.com, Jakarta - CEO Facebook Mark Zuckerberg membahas serangkaian klaim oleh whistleblower atau pelapor Frances Haugen pada Selasa, 5 Oktober 2021.
Zuckerberg menyangkal, pihaknya prioritaskan keuntungan di atas keselamatan para pengguna.
"Inti tuduhan itu adalah gagasan bahwa kami (Facebook) mengutamakan keuntungan daripada
Advertisement
keamanan dan kesejahteraan. Itu tidak benar,” ujar Zuckerberg di unggahan akun Facebook pribadinya.
Baca Juga
Zuckerberg baru berkomentar setelah hampir sebulan laporan itu keluar dari Wall Street Journal. Laporan berisi penelitian internal Facebook yang dipublikasikan oleh Haugen, mantan karyawan Facebook yang tinggalkan perusahaan pada Mei 2021.
Tulisan Haugen menyoroti banyak permasalahan pada layanan Facebook yang sebenarnya telah disadari dan diketahui perusahaan. Namun, perusahaan mengabaikan dan tidak membenahi masalah tersebut.
Dari semua masalah yang dipublikasikan dalam laporan itu, Zuckerberg sangat fokus pada pernyataan terkait pekerjaan Facebook dengan anak-anak.
"Saya telah menghabiskan banyak waktu merenungkan berbagai jenis pengalaman. Saya ingin anak-anak saya dan orang lain terhubung di internet (online) dan sangat penting bagi saya semua yang kami buat aman dan baik untuk anak-anak,” tegas Zuckerberg, dikutip dari laman CNBC, Rabu (6/10/2021).
Unggahan Zuckerberg muncul setelah Haugen bersaksi di Capitol Hill di depan para senatorpada Selasa pagi, 5 Oktober 2021. Senator yang hadir merupakan dari dua pihak tentang masalah yang diciptakan perusahaan media sosial itu.
Tanpa mengacu pada Haugen, Zuckerberg menegaskan banyak gugatan yang tidak masuk akal.
“Argumen yang menyatakan bahwa kami mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan perusahaan sangat tidak masuk akal,” kata Zuckerberg.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Permintaan Mark Zuckerberg
CEO Facebook ini meminta Kongres untuk memperbaharui peraturan internet yang menentukan usia remaja yang diperbolehkan menggunakan layanan internet bagaimana perusahaan teknologi memverifikasi usia pengguna.
Selanjutnya bagaimana perusahaan harus menyeimbangkan pemberian privasi kepada anak-anak sejalan dengan pemberian orangtua visibilitas aktivitas online untuk anak mereka.
"Mirip dengan menyeimbangkan masalah sosial lainnya, saya tidak percaya perusahaan swasta harus membuat semua keputusan sendiri. Itulah mengapa kami telah mengadvokasi peraturan internet yang diperbarui selama beberapa tahun sekarang,” tulisnya.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement