IPO, Widodo Makmur Perkasa Incar Dana Maksimal Rp 1,8 Triliun

PT Widodo Makmur Perkasa Tbk menawarkan harga saham Rp 160-Rp 220 per saham

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2021, 22:33 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 22:33 WIB
IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, perusahaan bergerak di usaha perdagangan besar dan peternakan sapi akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus perseroan yang disampaikan ke e-ipo.co,id, Rabu (27/102/2021), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk menawarkan saham sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 25 persen. Perseroan menawarkan harga IPO Rp 160-Rp 220 per saham.

Dengan demikian, perseroan membidik dana sekitar Rp 1,33 triliun-Rp 1,83 triliun dalam rangka IPO.

Selain itu, perseroan juga mengadakan program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya 7,5 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO ini. Jumlah saham itu sebanyak-banyaknya 625 juta saham. Perseroan juga menyetujui pelaksanaan program MSOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1,02 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penih setelah IPO. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 343.620.000 saham.

Dana hasil IPO antara sekitar 11,43 persen untuk membiayai pengembangan kerja sama operasi export yard dan rumah potong hewan di Australia.

Selain itu, sekitar 19,05 persen untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua. Sekitar 19,05 persen untuk pemberian modal kepada entitas anak perseroan, sekitar 17,90 persen untuk pembayaran utang perseroan dan grup. Kemudian sekitar 32,57 persen untuk modal kerja perseroan terutama pembelian bahan baku.

Sebelum IPO, pemegang saham perseroan antara lain Tumiyana sebesar 95,60 persen, Warsini sebesar 4 persen, dan Mega Nurfitriyana sebesar 0,40 persen. Setelah IPO, pemegang saham perseroan antara lain Tumiyana sebesar 71,70 persen, Warsini sebesar 3 persen dan Mega Nurfitriyana sebesar 0,20 persen, serta masyarakat sebesar 25 persen.

Dalam rangka IPO ini, Widodo Makmur Perkasatelah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadwal IPO

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jadwal IPO perseroan yaitu:

-Masa penawaran awal: 27 Oktober 2021-9 November 2021

-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan: 18 November 2021

-Perkiraan masa IPO: 22-24 November 2021

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 24 November 2021

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 25 November 2021

-Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 November 2021

Kinerja Semester I 2021

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan membukukan laba tahun berjalan Rp 125,70 miliar selama semester I 2021. Realisasi laba tahun berjalan ini tumbuh 189,31 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,44 miliar

Perolehan laba tersebut didukung dari penjualan bersih perseroan naik 80,04 persen menajdi Rp 2,70 triliun hingga semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,50 triliun.

Perseroan mencatat beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,32 triliun hingga enam bulan pertama 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,30 triliun. Dengan demikian laba kotor naik dari Rp 199,05 miliar hingga semester I 2020 menjadi Rp 385,66 miliar hingga semester I 2021.

Perseroan mencatat liabilitas naik dari Rp 2,59 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp 2,60 triliun pada semester I 2021. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 1,56 triliun hingga semester I 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 930,50 miliar.

Dengan demikian, perseroan membukukan aset menguat menjadi Rp 4,17 triliun hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,52 triliun.

Kebijakan Dividen

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Dalam prospektus, perseroan menyebutkan akan membagikan dividen tunai sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan. Pembagian dividen itu dimulai dari 2023 berdasarkan laba tahun berjalan 2022.

Adapun kebijakan pembagian dividen ini mempertimbangkan faktor tingkat kesehatan keuangan perseroan, posisi permodalan, target dan proyeksi kecukupan modal pada masa depan.

Selain itu, kepatuhan terhadap peraturna yang berlaku, rencana dan prospek usaha perseroan pada masa depan, dan hal lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya