Saham Tesla Anjlok Imbas Cuitan Elon Musk

Kapitalisasi pasar Tesla susut hampir USD 200 miliar, setara Rp 2.853.7 triliun (asumsi kurs Rp14.268 per dolar AS) seiring saham Tesla anjok.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2021, 18:58 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 12:36 WIB
Mobil Tesla made-in-China akan diekspor ke Eropa
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla membukukan penuruan harian terparah dalam 14 bulan terakhir pada Selasa, 9 November 2021 akibat aksi jual para investor menjelang kemungkinan penjualan saham Tesla milik Elon Musk.

Kapitalisasi pasar Tesla susut hampir USD 200 miliar, setara Rp 2.853.7 triliun (asumsi kurs Rp14.268 per dolar AS) karena Elon Musk berpotensi menjual saham miliknya sebanyak USD 17 miliar, setara Rp 242,5 triliun. Hal ini memicu kekhawatiran penurunan nilai saham menyusul penjualan saham oleh beberapa anggota dewan.

Saham Tesla merosot terjadi seusai Musk bertanya kepada para pengikutnya di lini masa Twitter pada akhir pekan. Pertanyaan itu mengenai apakah Musk harus menjual 10 persen sahamnya di Tesla karena Washington mengusulkan menaikkan pajak kepada orang-orang super kaya. Hasilnya sebanyak 58 persen mendukung rencana Musk untuk menjual sahamnya.

Estimasi waktu penjualan yang diusulkan Musk bertepatan dengan tagihan pajak federal hampir USD 11 miliar atau Rp 156,9 triliun. Pembengkakan pajak dipicu dengan menggunakan sebagian dari opsi saham Tesla  senilai USD 26,6 miliar, setara Rp 379,5 triliun pada penutupan Senin, 8 November 2021.

"Setelah kenaikan tajam pada saham Tesla, Musk telah melakukan debat politik tentang pajak miliarder sebagai peluang untuk memonetisasi miliaran kekayaannya tanpa mencerminkan pandangan negatif terhadap perusahaan atau harga sahamnya", tulis Michael O'Rourke dari Jones Trading yang dilansir dari laman Channel News Asia ditulis Rabu, (10/11/2021).

Ia juga menambahkan sangat tidak mungkin ada pembeli institusional untuk saham Tesla dengan harga saat ini. Saham Tesla naik hampir 50 persen year-to-date setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi. Peningkatan ini dipengaruhi  oleh pesanan besar untuk mobil Tesla yang dari perusahaan rental mobil Hertz.

Terakhir saham pembuat mobil listrik turun sebanyak 12 persen pada angka USD 1.023,50  atau Rp 14,6 juta pada Selasa, 9 November 2021. Persentase penyusutan harian terbesar terjadi sejak awal September tahun lalu. Tesla kehilangan USD 138 miliar dalam kapitalisasi pasar jauh lebih besar dari total nilai pasar Ford Motor.

Kerugian perusahaan ditambah lagi dengan kehilangan hampir USD 60 miliar pada Senin 8 November 2021. Setelah itu pada Selasa, 9 November 2021, sebanyak USD 62 miliar, setara Rp 884,6 triliun saham Tesla berpindah tangan yang menyebabkan kenaikan tajam menjadi USD 39 miliar atau Rp 556,4 triliun. Dengan begini, nampkanya perusahaan kendaraan tersebut tidak tenggelam terlalu dalam.

"Kami merasa saham telah naik secara substansial dalam jangka pendek dan mungkin dinilai terlalu tinggi sekitar 20 persen. Bagi investor jangka panjang, ini bukan waktu yang buruk untuk menyeimbangkan kembali dengan cara apa pun," ujar Tesla bull Ross Gerber pada Senin, 8 November 2021 dikutip dari situs ChannelNewsAsia yang ditulis pada Rabu pekan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Aksi Jual oleh Anggota Dewan

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Setidaknya empat mantan dan anggota dewan Tesla termasuk saudara laki-laki Musk, Kimbal Musk, mengajukan penjualan saham hampir sebesar USD 1 miliar atau Rp 14.268,8 triliun. Langkah ini terjadi sejak nilai pasar Tesla melampaui USD 1 triliun akhir bulan lalu, menurut pengajuan dan data pasar.

Pada Jumat, 5 November 2021, Kimbal Musk mengajukan untuk menjual 88,5 ribu saham Tesla senilai USD 109 juta atau Rp 1,55 triliun. Dia menjual saham Tesla tepat sehari sebelum Elon Musk menuliskan cuitan terkait 10 persen sahamnya.

Investor The Big Short" Michael Burry mencatat uang bebas pajak yang Musk ambil dalam bentuk pinjaman pribadi yang didukung oleh 88,3 juta sahamnya. Pernyataan ini merupakan bentuk tanggapan atas cuitan Musk.

Miliarder ini telah dikritik karena meminjam terhadap saham mereka tanpa menjual saham dan membayar pajak keuntungan modal atas apresiasi tersebut. Kantor Burry dan Tesla tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sanksi dari SEC dan Rival Bersiap IPO

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara penjualan saham dapat memecahkan masalah pajak yang besar bagi Musk, tweet-nya justru menimbulkan pertanyaan tentang potensi pelanggaran penyelesaiannya dengan regulator sekuritas AS. 

Dia didenda sebesar USD 20 juta, setara Rp 285,3 miliar oleh Securities and Exchange Commission AS atas cuitan pada 2018 dan diminta untuk mundur sebagai ketua.

Investor akan mengamati dengan cermat pengajuan SEC dari Tesla untuk perincian tentang rencana Musk. Aturan SEC memberi perusahaan empat hari kerja untuk melaporkan peristiwa besar.

Sementara itu, pesaing pembuat kendaraan listrik Rivian Automotive Inc bersiap mengumumkan harga penawaran umum perdana sekitar USD 10 miliar pada Selasa, 9 November 2021.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya