IHSG Berpotensi Merosot, Cermati Saham Pilihan Ini

Perkembangan pergerakan IHSG dinilai terlihat masih berpotensi tekanan lebih besar pada Selasa, 16 November 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Nov 2021, 07:13 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2021, 07:13 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Selasa (16/11/2021). Hal ini seiring minim sentimen yang dongkrak kenaikan IHSG.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih berpotensi tekanan lebih besar dibandingkan keinginan naiknya. Ia menilai, hal ini seiring masih minim sentimen yang dapat dongkrak IHSG yang diakibatkan oleh perlambatan perekonomian.

Selain itu, belum terdapat kenaikan arus aliran dana investor asing yang cukup signifikan serta potensi ada pembalikan arah dari harga komoditas yang sudah mengalami kenaikan cukup tinggi membuat pasar bergerak lebih konsolidatif. Ia prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.589-6.713.

"Hari ini IHSG berpeluang melemah,” ujar dia dalam catatannya.

Hal senada dikatakan pengamat pasar modal Edwin Sebayang. Ia menuturkan, IHSG berpotensi melemah pada Selasa pekan ini seiring sentimen negatif dari global. Imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun ke level 1,621 persen dan tenor 30 tahun hampir menguat 2 persen mendorong indeks Dow Jones melemah. Investor juga menanti laporan keuangan emiten ritel besar di Amerika Serikat.

Selain itu, sejumlah harga komoditas melemah antara lain harga batu bara turun 1,92 persen, harga emas susut 0,20 persen dan nikeil turun 1,83 persen.

“Jika dikombinasikan kejatuhan indeks Dow Jones dengan turunnya EIDO 1,29 persen serta turunnya harga beberapa komoditas, di tengah kembali naiknya yield obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun ke level 1,621 persen menjadi faktor negatif bagi IHSG yang akan kembali melemah,” ujar dia.

Edwin prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.573-.6668 pada Selasa pelan ini.

Sementara itu, Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, belum ada sentimen signifikan yang bayangi IHSG pada pekan ini.

Adapun pekan ini ada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 17-18 November 2021. Wawan mengatakan, Bank Indonesia akan tetap pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen.

Sedangkan pada perdagangan Selasa pekan ini, Wawan menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 6.550-6.660.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk saham pilihan, Edwin memilih saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Siloam Hospital International Tbk (SILO), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Mitra Keluargakarya Sehat Tbk (MIKA), dan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).

Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PWON, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Selain itu, PT Astra International Tbk (ASII), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya