Ramai Aksi Korporasi Sektor Telekomunikasi Jadi Sentimen Positif di Pasar Modal

Pengamat menilai aksi korporasi sejumlah emiten telekomunikasi memberikan sentimen positif di pasar modal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Des 2021, 10:26 WIB
Diterbitkan 04 Des 2021, 10:26 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pelaku industri telekomunikasi tanah air melakukan aksi korporasi. Terbaru, ada PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) membagikan dividen total senilai Rp 9,5 triliun.

Pengamat pasar modal, Reza Priyambada menilai aksi tersebut menghadirkan sentimen positif di pasar modal. Ujung-ujungnya, akan mendorong aksi membeli saham Indosat oleh para pelaku pasar. Di sisi lain, Reza menilai sentimen positif terhadap emiten ISAT tak lepas dari kondisi pasar industri telekomunikasi yang sudah terbentuk.

“Artinya, pelaku pasar melihat bahwa semakin berkembangnya pasar dan teknologi, mendorong perkembangan proses digitalisasi (transformasi digital) pun semakin masif,” ujar Reza dalam keterangannya kepada wartawan, ditulis Sabtu (4/12/2021).

Contoh lain, Reza menyebutkan aksi korporasi XL yang akan merger dengan Axis. Saat itu, pasar sudah melihat dan memprediksi, siapa yang akan digandeng oleh XL. Ketika hal tersebut terwujud, pelaku pasar tentu akan melakukan aksi beli saham XL.

Sedangkan untuk Telkomsel yang belum melakukan konsolidasi, Reza melihat isunya lebih kepada upaya perusahaan mempertahankan pangsa pasar.

"Jadi, mereka boleh dibilang menguasai pangsa pasar. Skala bisnisnya sudah sangat besar. Jadi, yang dibutuhkan mereka adalah bagaimana agar pangsa pasar yang ada tidak bergeser ke tetangga-tetangga sebelah,” kata dia.

Menurut Reza, contoh-contoh tersebut menegaskan pasar memang memberikan apresiasi positif terhadap sektor telekomunikasi. Tentu ini akan berimbas pada kinerja perusahaan-perusahaan telko.

"Nanti tinggal kinerja yang akan membuktikan, apakah provider yang satu lebih baik dibandingkan provider lainnya,” tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Konsolidasi

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Oleh karena itu, Reza mengaku tidak terkejut dengan aksi korporasi Indosat yang melakukan merger dengan Tri. Meski sempat memunculkan sentimen negatif karena kepastian proses merger yang maju mundur, tetapi pada akhirnya pelaku pasar tetap menunggu akhir dari proses merger tersebut.

"Setelah terjadinya konsolidasi ini ternyata nanti coverage Indosat semakin luas, kemudian jumlah pelanggan meningkat, kualitas layanan datanya semakin baik sehingga akan memberikan tambahan revenue," beber Reza.

Dengan begitu, sentimen pasar lambat laun mengarah positif. Artinya, pelaku pasar akan melihat aksi korporasi tersebut ternyata menghasilkan nilai tambah yang positif, terutama bagi pelanggan, industri maupun perusahaan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya