Liputan6.com, Jakarta - Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan pasar modal terutama saham pada 2022 akan bertumbuh lebih baik.
"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada di level 7.600," kata Senior Portofolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuma dalam paparannya secara virtual bersama media, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga
Samuel mengatakan, Jakarta Composite Indeks(JCI/IHSG) earning tahun depan diperkirakan bisa tumbuh sebesar 12 persen. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, memang ada penurunan, karena do 2021 JCI earning konsensus diperkirakan mencapai pertumbuhan sebesar 30 persen.
Advertisement
 "Tahun 2020 JCI earning konsensus sempat turun sebanyak 24 persen, tahun ini tumbuh 30 persen. Tahun depan masih tumbuh, tapi perkiraan pertumbuhannya tidak sebesar tahun ini, tahun depan tumbuhnya sekitar 12 persen," kata dia.
Situasi dan penanganan pandemic sempat membuat kinerja pasar saham tertinggal. Namun, dengan adanya perbaikan penanganan dan kondisi fundamental yang semakin kuat membuat pasar saham menawarkan peluang pertumbuhan yang masih baik pada 2022.
Selain itu, lanjut dia, prospek pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan resilient mendorong normalisasi pertumbuhan profitabilitas perusahaan ke level yang lebih sehat pada 2022.
Peluang pertumbuhan e-economy yang cerah juga mendorong tingginya minat investor, terutama didukung oleh potensi inklusi pada indeks saham global dan rencana IPO beberapa saham e-economy pada 2022.
“Di tahun 2022, kami mempertahankan posisi overweight pada sektor inti yang mendapatkan manfaat dari perubahan struktural, seperti e-economy, green economy, dan telekomunikasi," kata dia.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Saham Pilihan
Selain itu, secara selektif Manulife mengambil posisi overweight pada beberapa sektor yang menjadi proxy pembukaan kembali ekonomi, seperti finansial, otomotif, dan properti.
"Secara long term (jangka panjang), yang terkait e-economy green economy dan telekomunikasi menjadi alokasi portfolio strategis kami. Sementara untuk short term (jangka pendek), secara selektif kami mengambil posisi overweight pada sektor finansial, otomotif dan properti," kata dia.
Â
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement