Liputan6.com, Hong Kong - Saham pengembang China Evergrande ditangguhkan sementara di bursa efek Hong Kong pada Senin, 3 Januari 2022. Hal itu lantaran Evergrande hadapi krisis real estate.
Dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong, Evergrande mengatakan, penghentian perdagangan saham sedang menunggu pengumuman informasi, tetapi tidak merinci informasi yang dimaksud.
Baca Juga
Adapun perseroan memiliki total utang sekitar USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.284 triliun (asumsi kurs Rp 14.282 per dolar AS). Demikian mengutip laman CNN, Senin (3/1/2022).
Advertisement
Analis khawatir selama berbulan-bulan tentang anjloknya perseroan dapat memicu krisis lebih luas di pasar properti China, merugikan pemilik rumah dan sistem keuangan lebih luas. Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve memperingatkan tahun lalu masalah real estate di China dapat merusak ekonomi global.
Pada Desember 2021, Fitch Ratings menyatakan perusahaan telah gagal membayar utangnya, penurunan peringkat yang menurut lembaga pemeringkat kredit itu mencerminkan ketidakmampuan Evergrande untuk membayar bunga yang jatuh tempo pada obligasi berdenominasi dolar AS.
Saham Evergrande turun pada pekan lalu setelah melebihi tenggat waktu pembayaran utang berlalu tanpa tanda-tanda telah memenuhi kewajibannya meski dilaporkan memiliki masa tenggat waktu 30 hari untuk membayar utang tersebut.
Evergrande tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang keputusannya untuk menghentikan saham pada Senin, 3 Januari 2021.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sentimen Positif
Di tengah utang yang dihadapi Evergrande, ada beberapa berita positif bulan lalu. Perseroan menyatakan telah membuat kemajuan awal untuk melanjutkan pekerjaan kontruksi.
Chairman Evergrande Hui Ka Yan berjanji untuk mengirimkan 39.000 unit properti pada Desember 2021. Jumlah itu merupakan lompatan besar dibandingkan dengan kurang dari 10.000 unit yang telah dikirimkan perusahaan pada masing-masing dari tiga bulan sebelumnya.
Ada tanda-tanda pihak berwenang China mengambil langkah-langkah untuk menahan dampak dari perseroan dan memberikan arahan melalui restrukturisasi utang dan operasi bisnisnya.
Evergrande mengumumkan akan membentuk komite manajemen risiko termasuk perwakilan pemerintah untuk fokus mengurangi dan menghilangkan risiko pada masa depan.
Bank sentral China juga akan menyuntik dana USD 188 miliar ke dalam perekonomian, tampaknya untuk melawan kemerosotan properti yang menyumbang hampir sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) China.
Advertisement