Meneropong Kinerja Indosat Setelah Merger Rampung

Merger Indosat dan Hutchison 3 Indonesia membentuk entitas bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Jan 2022, 18:41 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 18:41 WIB
Indosat Ooredoo Hutchison
Logo Indosat Ooredoo Hutchison (Ist.)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) telah mengumumkan penyelesaian penggabungan usaha atau merger antara Perseroan dengan PT Hutchison 3 Indonesia.

Hal itu ditandai dengan persetujuan dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate yang termaktub dalam Keputusan Menteri Kominfo Nomor 7 Tahun 2022 tentang Persetujuan Penggabungan Penyelenggaraan Telekomunikasi PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia.

Entitas hasil penggabungan dua usaha tersebut kini bernama Indosat Ooredoo Hutchison dan tetap diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ISAT.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai, bergabungnya dua perusahaan besar melalui proses yang tepat dan lancar, akan menghasilkan kinerja berlipat. Sebaliknya, jika peleburan dilakukan dengan perhitungan yang kurang tepat, akan menjadi masalah dan beban perusahaan di kemudian hari.

“Dalam semester 1 2022 ini, proses peleburan dan konsolidasi jadi hal yang perlu diselesaikan secara cepat dan lancar. Konsolidasi ini menyangkut jaringan, karyawan, pengguna, marketing dan penjualan serta strategi bisnis ke depan,” kata Heru kepada Liputan6.com, Rabu (5/1/2022).

Dia menuturkan, yang terpenting adalah konsumen jangan sampai dirugikan sebagai dampak merger. Bahkan harus mendapat layanan lebih berkualitas.

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menyampaikan, penggabungan usaha ini tidak berdampak pada pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison, yang akan terus menerima layanan dan penawaran yang luar biasa tanpa gangguan.

"Bersatu sebagai satu tim, dengan satu tujuan dan satu nilai, Indosat Ooredoo Hutchison berkomitmen untuk mendorong inovasi, meningkatkan pengalaman digital pelanggan, dan menciptakan nilai yang bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan," kata Vikram.

Sementara, Pengamat pasar modal sekaligus Founder Bageur Stock, Andy Wibowo Gunawan mengatakan, merger Indosat dan Tri dapat mendorong jumlah pangsa pasar dari Indosat.

Kendati Andy melihat penguasa pangsa pasar di segmen seluler masih akan didominasi oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

"Mengenai strategi sahamnya, menurut saya investor harus mengetahui perkiraan kinerja keuangan ISAT setelah melakukan corporate action merger dengan Tri serta strategi bisnis apa yang akan dilakukan oleh ISAT setelah melakukan merger dengan Tri,” kata Andy.

Usai, perkiraan pendapatan tahunan Indosat Ooredoo Hutchison akan mencapai USD 3 miliar, dengan EBITDA mencapai USD 1,1 miliar. Gabungan subscribers pada semester I 2021 yang mencapai 104,3 juta (ISAT 60,3 juta dan Hutch 3,4 juta), mendekati TLKM (169 juta) dan semakin menjauhi EXCL (56,7 juta).

"Menurut saya industri telco di Indonesia struktur pasarnya adalah oligopoli dan struktur oligopoli identik dengan persaingan harga yang ketat. Oleh karena itu, investor harus benar-benar mencermati pemain-pemain di sektor telco dalam pricing strategy-nya,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham ISAT

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Rabu, 5 Januari 2022, saham ISAT melemah 1,6 persen ke posisi Rp 6.150 per saham. Saham ISAT dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 6.300.

Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 6.350 dan terendah Rp 6.050 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.624 kali dengan volume perdagangan 17.682.948. Nilai transaksi Rp 11,4 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya