Investor AS Abaikan Konflik Rusia-Ukraina, Bursa Saham Asia Melambung

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, (25/2/2022). Penguatan bursa saham Asia ini ikuti wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Feb 2022, 09:38 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2022, 09:23 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (25/2/2022). Investor menilai dampak konflik Rusia dan Ukraina seiring kebangkitan besar-besaran di wall street.

Di Jepang, indeks Nikkei menguat 1,05 persen. Indeks Topix menanjak 0,33 persen. Indeks Australia ASX 200 bertambah 0,4 persen. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,79 persen menjadi USD 94,47 per barel pada jam perdagangan di Asia.

Penguatan harga minyak menjadi terbatas setelah naik lebih dari 8 persen di tengah berita serangan Rusia. Harga minyak WTI naik 0,77 persen ke posisi USD 92,81 per barel. Harga minyak mentah Brent berjangka menguat 2,3 persen menjadi USD 99,08 per barel. Harga emas naik 0,13 persen ke posisi USD 1.905,56. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, pihaknya akan berusaha mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan memberikan sanksi baru setelah invasi Moskow ke Ukraina.Biden menambahkan, pihaknya juga mengizinkan pasukan tambahan untuk ditempatkan di Jerman.

Uni Eropa juga menyetujui lebih banyak sanksi terhadap Rusia, menyerukan negara itu untuk menghentikan semua aksi militer dan menarik pasukannya.

Investor di Amerika Serikat (AS) tampaknya melepaskan serangan Rusia terhadap Ukraina dengan saham berbalik arah menguat setelah turun tajam pada awal sesi perdagangan.

Di wall street, indeks S&P 500 naik 1,5 persen. Indeks Dow Jones bertambah 92,07 poin. Indeks Nasdaq menguat 3,3 persen.

Indeks dolar AS berada di posisi 97,137. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 115,54. Dolar Australia berada di posisi USD 0,7166. Harga bitcoin naik 2,11 peren ke posisi USD 38.457 pada Jumat pagi di Asia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wall Street Kembali Perkasa pada Kamis 24 Februari 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 24 Februari 2022. Hal ini seiring pelaku pasar melakukan aksi beli saham dari penurunan tajam karena investor mengabaikan serangan Rusia terhadap Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 1,5 persen menjadi 4.288,80 setelah turun lebih dari 2,6 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Dow Jones bertambah 92,07 poin menjadi 33.223,83 dan menghapus penurunan 859 poin. Indeks Nasdaq melonjak 3,3 persen ke posisi 13.473,59 setelah turun hampir 3,5 persen.

Terlepas dari  pembalikan yang menakjubkan, indeks S&P 500 tetap berada di wilayah koreksi. Indeks Nasdaq dibuka wilayah koreksi pada Kamis, 24 Februari 2022 dan turun lebih dari 20 persen dari rekor tertingginya pada November.

Investor membeli saham saat terjadi koreksi terutama di sejumlah saham teknologi pada Kamis pekan ini. Saham Amazon, Netflix, Alphabet, dan Microsoft menguat. Saham Netfflix naik 6,1 persen. Saham Microsoft bertambah 5,1 persen. Saham Alphabet dan Meta masing-masing menguat 4 persen dan 4,6 persen.

Presiden AS Joe Biden angkat bicara mengenai invasi Rusia ke Ukraina. Biden mengumumkan AS akan memberikan gelombang sanksi baru terhadap Rusia dalam upaya mengisolasi Moskow dari ekonomi global.

Gedung Putih juga telah mengizinkan pasukan tambahan untuk ditempatkan di Jerman, ketika sekutu NATO berupaya meningkatkan pertahanan di Eropa.

"Hari ini saya mengesahkan sanksi kuat tambahan dan batasan baru tentang apa dapat diekspor ke Rusia. Ini akan membebani ekonomi Rusia dengan segera dari waktu ke waktu,” ujar Biden dilansir dari CNBC, Jumat, 25 Februari 2022.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia tetap menjadi bagian dari ekonomi dunia.

"Kami tidak akan merusak sistem ekonomi dunia tempat kami menjadi bagian selama kami menjadi bagian darinya,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya