BEI: Animo Masyarakat Investasi di Perusahaan yang Terapkan ESG Makin Tinggi

Minat investor tersebut tercermin dari besarnya pertumbuhan investasi di perusahaan dan aset/produk investasi yang bertemakan ESG.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2022, 07:03 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 17:04 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan animo masyarakat untuk investasi di perusahaan-perusahaan yang sudah menetapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG) semakin tinggi karena perusahaan-perusahaan tersebut dinilai mampu memberi kepercayaan lebih bagi investor.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi dalam Edukasi Wartawan terkait Keuangan Berkelanjutan dan Environmental Social Governance (ESG) di Pasar Modal, Kamis, 17 Maret 2022.

Minat investor tersebut tercermin dari besarnya pertumbuhan investasi di perusahaan dan aset/produk investasi yang bertemakan ESG. Mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai dana kelolaan (asset under management-AUM) terus meningkat. Pada 2016 jumlah AUM hanya sebesar Rp 42 miliar, melonjak menjadi sebesar Rp 3,46 triliun di November 2021.

Sementara secara global, United Nations of Principle of Responsible Investment (UNPRI) mencatat, jumlah AUM produk investasi berbasis ESG juga meningkat dari sebesar USD 59 triliun pada 2015  menjadi sebesar USD 121,3 triliun pada 2021.

Awalnya di BEI hanya ada dua indeks yang berbasis ESG yaitu IDX ESG Leaders dan Sri Kehati. Namun melihat tingginya animo dan permintaan masyarakat akan produk investasi berbasis ESG, pada tanggal 20 Desember 2021 lalu, BEI bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) meluncurkan dua indeks baru yang dinamakan ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.

Bursa mencatat dari sisi perkembangannya dua indeks yang berbasis ESG tersebut yaitu, Indeks SRIKEHATI dan Indeks ESG Leaders  mampu memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi dari indeks IDX 30 dan Indeks LQ45.

Hingga 2021, Indeks SRIKEHATI memberikan pertumbuhan imbal hasil sebesar 52,34 persen, dan indeks IDX ESG Leaders sebesar 36,08 persen. Sementara indeks IDX 30 hanya sebesar 33,67 persen dan LQ45 sebesar 30,67 persen.

Sementara secara year to date, berdasarkan data statistik harian yang ada di BEI, indeks SRIKEHATI mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,12 persen, indeks ESG Leaders sebesar 8,8 persen, indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI sebesar 8,56 persen dan ESG Quality 45 IDX KEHATI sebesar 5,11 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Risiko Investasi Lebih Rendah

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan implementasi aspek ESG, investor menilai risiko investasi bisa lebih rendah dibanding berinvestasi di perusahaan atau portofolio yang tidak menerapkan ESG.

Penerapan ESG oleh perusahaan dilakukan melaluitata kelola bisnis yang disampaikan melalui laporan keberlanjutan atau sustainability reporting dan Rancangan Kerja dan Anggaran Biaya yang dituangkan di POJK Nomor 51 Tahun 2017.

Dari 80 perusahaan yang tergabung di IDX 80 (Indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik), tingkat risikonya dinilai menunjukkan perbaikan, dari sebelumnya di Desember 2020 dengan rata-rata risiko sebesar 33,05 persen, mengalami penurunan tingkat risiko menjadi 31,96 persen.

Tingkat risiko dengan persentase terbaik (tidak berisiko hingga risiko menengah) adalah di bawah 30 persen.

Dari 80 saham tersebut, terdapat perbaikan, sebelumnya hanya ada 34 perusahaan dengan peringkat risiko di sekitar 0-30 persen di Desember 2020, tetapi pada Desember 2021 jumlah perusahaan dengan peringkat risiko 0-30 persen meningkat menjadi sebanyak 40 perusahaan.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya