IHSG Melambung Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga, Investor Asing Beli Saham BMRI hingga HEAL

Pada pembukaan perdagangan, Kamis, 16 Juni 2022 IHSG melesat 56 poin ke posisi 7.063,07 setelah the Fed dongkrak suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jun 2022, 09:49 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 09:49 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak perkasa pada perdagangan saham Kamis (16/6/2022). Penguatan IHSG ini ikuti wall street dan bursa saham setelah the Fed menaikkan suku bunga agresif 0,75 persen. Namun, investor asing melakukan aksi jual saham di seluruh pasar.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG melesat 56 poin ke posisi 7.063,07. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.093,44 dan terendah 7.061,39. Indeks LQ45 bertambah 1 persen ke posisi 1.024. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Sebanyak 349 saham menguat sehingga angkat IHSG. 128 saham melemah dan 143 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 279.287 kali dengan volume perdagangan 6,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 5,54 miliar di seluruh pasar.

Seluruh sektor saham kompak menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy melonjak 1,97 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 1,92 persen, indeks sektor saham IDXinfrastrastruktur bertambah 1,41 persen dan indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,44 persen.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management, IHSG melemah ke posisi 7.007 pada perdagangan Rabu, 15 Juni 2022. Rupiah terus melemah seiring dolar Amerika Serikat memperpanjang relinya.

Selain itu, Indonesia mencatat tren neraca perdagangan positif selama 25 bulan pada Mei 2022 seiring surplus perdagangan USD 2,9 miliar. Saham-saham kapitalisasi besar menguat karena investor melakukan aksi beli. Saham BBRI naik dua persen, saham BMRI menguat 1,2 persen.

Investor asing melakukan aksi beli saham BBRI, dan institusi domestik melakukan aksi jual. Saham-saham teknologi antara lain GOTO naik 1 persen. Diikuti saham EMTK menanjak 7 persen, saham DMMX melompat 11 persen, BUKA naik tiga persen, dan SCMA bertambah 7 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham UANG melonjak 13,39 persen

-Saham ASCL melonjak 13,33 persen

-Saham RAJA melonjak 11,88 persen

-Saham IBST melonjak 11,49 persen

-Saham HITS melonjak 0,68 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LFLO melemah 9,09 persen

-Saham FPNI melemah 7 persen

-Saham MBAP melemah 6,86 persen

-Saham PURI melemah 6,81 persen

-Saham POLI melemah 6,8 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 59,1 miliar

-Saham ASII senilai Rp 11 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 10,6 miliar

-Saham KLBF senilai Rp 5,5 miliar

-Saham HEAL senilai Rp 3,7 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham MDKA senilai Rp 24,1 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 18,2 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 16,1 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 14,1 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 11,4 miliar

Pembukaan Bursa Saham Asia 16 Juni 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik reli pada perdagangan Kamis (16/6/2022)  mengikuti wall street. Penguatan bursa saham Asia terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin, kenaikan paling agresif sejak 1994.

Indeks Jepang Nikkei 225 menguat hampir dua persen setelah pasar dibuka. Saham produsen mobil dan teknologi menghijau. Saham Sony naik hampir 2,4 persen, saham Softbank menguat 1,45 persen, dan saham Toyota melonjak hampir 4 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 menanjak sekitar 0,6 persen. Saham Rio Tinto, Fortescue Group dan BHP menguat hampir dua persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,61 persen.

Data ekonomi di Asia Pasifik termasuk angka pengangguran Australia dan data perdagangan Jepang rilis pada Kamis pekan ini.

Menyusul kenaikan suku bunga di AS, wall street bergejolak tetapi indeks acuan menguat ke posisi tertinggi. Hal ini setelah the Federal Open Market Committee menaikkan suku bunga acuan dalam kisaran 1,5 persen-1,75 persen tertinggi sebelum pandemi COVID-19.

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin dan 75 basis poin tampaknya paling mungkin terjadi pada pertemuan berikutnya.

Indeks Dow Jones melambung 303,70 poin atau 1 persen ke posisi 30.668,53. Indeks S&P 500 menguat 1,46 persen menjadi 3.789,99. Indeks Nasdaq bertambah 2,5 persen ke posisi 11.099,15.

 

Indeks Dolar AS

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

The Fed menyatakan berkomitmen menurunkan inflasi. Saat ini di level tertinggi 8,6 persen menjadi dua persen. Powell menuturkan akan terus mengurangi kepemilikan treasury dan utang, serta security yang didukung hipotek agensi.

Chairman O’Shares ETF Kevin O’Leary menuturkan, kenaikan suku bunga 75 basis poin merupakan agresif dan sinyal the Fed atasi inflasi dengan kenaikan suku bunga. “Kenaikan satu persen akan lebih baik tetapi untuk saat ini, semua tanda menunjuk inflasi “hambat the Fed”, ia menambahkan, dikutip dari CNBC, Kamis pekan ini.

JP Morgan Asset Management Global Market Strategist Kerry Craig menuturkan, sementara the Fed belum menandai kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk pertemuan Juli 2022, tetapi berkomitmen mengembalikan inflasi menjadi dua persen. “Ini berarti the Fed mungkin bersedia mengorbankan ekonomi untuk mencapai hal ini,” ujar dia.

Ia memandang, risiko resesi pada 2023 tidak dapat diabaikan. Sementara itu, Ekonom ACY Securities, Clifford Bennett menuturkan, resesi sudah dekat sekarang karena the Fed isyaratkan niatnya untuk mengendalikan inflasi dan mengabaikan yang sebabkan tekanan ekonomi lebih lanjut.

Indeks dolar AS berada di posisi 105,158, dari posisi tertinggi di 105,298. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 134,07 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi USD 0,7002.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya