Penerbitan Obligasi Berpotensi Melambat pada Semester II 2022, Ini Sebabnya

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih menuturkan, Pefindo telah mendapatkan mandat untuk peringkat rating sebesar Rp 64,6 triliun tetapi belum listing.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Jul 2022, 20:33 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 20:33 WIB
Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Potensi kenaikan suku bunga acuan berpotensi menekan penerbitan obligasi atau surat utang pada semester II 2022. Namun, emiten akan manfaatkan momentum terbitkan obligasi sebelum kenaikan suku bunga.

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih menuturkan, Pefindo telah mendapatkan mandat untuk peringkat rating sebesar Rp 64,6 triliun tetapi belum listing. Niken menuturkan, mandat penerbitan obligasi Rp 64 triliun tersebut bisa saja ditunda dan dibatalkan pada semester II 2022 seiring emiten melihat kondisi global dan suku bunga.

Namun, Niken menilai ada potensi penerbitan obligasi pada sisa tahun 2022 seiring emiten mengambil kesempatan untuk terbitkan obligasi sebelum kenaikan suku bunga.

"Dari sisi emiten tetap melakukan penerbitan surat utang ambil kesempatan belum ada kenaikan suku bunga. Bisa saja melambat (penerbitan obligasi-red) jika suku bunga naik," kata Niken saat diskusi virtual, Selasa (19/7/2022).

Ia menuturkan, emiten berpotensi menerbitkan obligasi sambil mencermati situasi terkini antara lain kondisi geopolitik dunia, perkembangan ekonomi global dan kemungkinan BI sesuaikan tingkat bunga.

"Menahan diri emiten mungkin melihat lagi suku bunga naik, mempertimbangkan kondisi global," kata dia.

Terkait proyeksi penerbitan obligasi pada 2022, Niken menuturkan, penerbitan obligasi diprediksi antara Rp 102 triliun-Rp 150 triliun. Hingga semester I 2022, penerbitan surat utang mencapai Rp 72,73 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,36 triliun.

"Kalau dari sisi rentang maksimal Rp 151 triliun sudah hampir 50 persen tercapai. Sedangkan rentang minimal Rp 102 triliun sudah tercapai Rp 70 persen," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dari Sisi Investor

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, kebutuhanrefinancing surat utang jatuh tempo pada sisa 2022 antara lain kuartal IV Rp 44 triliun dan kuartal IV Rp 47 triliun.

"Masih ada sekitar Rp 91 triliun jatuh tempo pada semester II bisa jadi sebagian akan dilunasi dari arus kas, dari sisi emiten ada kelebihan, refinancing pinjaman lain," kata dia.

Sedangkan dari sisi investor, Niken menilai, investor lebih berhati-hati. Ini dengan selektif memilih investasi dan jenis surat utang diinvestasikan. Selain itu, investor juga dinilai cenderung memilih obligasi jangka pendek.

"Lihat perkembangan dengan kondisi geopolitik, pertumbuhan global, (investor-red) akan lebih selektif memilih instrumen yang sesuai," kata dia.

Berdasarkan mandat yang diterima Pefindo per 30 Juni 2022 berdasarkan surat utang dan belum listing antara lain penawaran umum obligasi baru sebesar Rp 19,55 triliun, sukuk sebesar Rp 16,81 triliun, obligasi sebesar Rp 10,35 triliun, PUB obligasi sebesar Rp 5,05 triliun.

Selain itu, PUB sukuk sebesar Rp 5,25 triliun, MTN sebesar Rp 4,32 triliun dan sekuritisasi sebesar Rp 3,3 triliun.Sedangkan berdasarkan institusi dan belum listing dari BUMN dan anak perusahaan/BUMD sebesar Rp 33,91 triliun dan Non BUMN sebesar Rp 30,73 triliun.


Total Emisi Obligasi Sentuh Rp 80,18 Triliun

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jika total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah sebanyak 67 emisi dari 52 Emiten senilai Rp 80,18 triliun.

Sedangkan, total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 496 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp441,73 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 121 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatatdi BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp 4.880,15 triliun dan USD 211,84 juta. EBA sebanyak10 emisi senilai Rp 4,03 triliun.

Melansir keterangan BEI, Sabtu (16/7/2022)), pada pekan ini terdapat pencatatan 6 obligasi dan 1 sukuk 

Pencatatan yang pertama pada Senin (11/7) adalah Obligasi Berkelanjutan IV Bank Maybank Indonesia Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) dengan nilainominal sebesar Rp 1 triliun.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia(Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idAAA (Triple A) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan V Indomobil Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Indomobil Finance Indonesia mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 600 miliar.

Hasil pemeringkatan Pefindountuk Obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Masih pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan IV Summarecon Agung Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Summarecon Agung Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 448,45 miliar dengan tingkat bunga 8 persen, dan jangka waktu jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus) dan bertindak sebagaiWali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.


Lainnya

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terdapat pula pencatatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Sinarmas Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Sinarmas Tbk dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar tingkat bunga 6,50 persen dan jangkawaktu 5 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia untuk Obligasi adalah irA (Single A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Obligasi ke-5 yang dicatatkan di BEI pada Senin (11/7) adalah Obligasi II Perusahaan Pengelola Aset Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dengan nilai nominal sebesar Rp 1,682 triliun.

Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi ini adalah AA(idn) (Double A) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Pada Jumat (15/7), Obligasi II Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills mulai dicatatkan di BEI.

Adapun nilai nominal Obligasi yang dicatatkan adalah sebesar Rp 2 triliundan Sukuk sebesar Rp 1 triliun.

Hasil pemeringkatan Pefindo adalah idA (Single A) untuk Obligasi ini dan idASy (Single A Syariah) untuk Sukuk. Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya