Bank Neo Commerce Rights Issue 5 Miliar Saham, Catat Jadwalnya

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menerbitkan maksimal 5 miliar saham baru dalam rangka rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Agu 2022, 10:22 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 10:22 WIB
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) (Foto: PT Bank Neo Commerce Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berencana melakukan penawaran umum terbatas dalam rangka penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VI atau rights issue.

Dalam aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rencana ini telah mendapat restu dari pemegang saham melalui RUPS Bank Neo Commerce yang diselenggarakan pada 21 Juli 2022.

Pemegang saham utama perseroan juga telah menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya untuk membeli saham baru dalam aksi ini.

Pemegang saham dimaksud antara lain, PT Akulaku Silvvr Indonesia selaku pemegang saham utama dan pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 25,66 persen atas saham perseroan dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd selaku pemilik saham perseroan sebesar 6,12 persen saham perseroan dan merupakan satu kelompok usaha dengan PT Akulaku Silvrr Indonesia, serta pemilik lebih dari 5 persen saham lainnya yaitu PT Gozco Capital selaku pemilik 14,81 persen saham BBYB.

Dalam PMHMETD VI ini tidak terdapat pembeli siaga. Dengan demikian, apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel.

Sebagai catatan, pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan mengalami dilusi maksimum sebesar 34,67 persen setelah periode pelaksanaan HMETD.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dana Hasil Rights Issue

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD VI, setelah dikurangi biaya‐biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk memperkuat modal inti Perseroan dan juga meningkatkan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha Perseroan.

Melansir prospektus dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/8/2022), berikut jadwal rights issue Bank Neo Commerce:

-Tanggal efektif: 15 September 2022

-Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di

- pasar reguler dan negosiasi: 23 September 2022

- pasar tunai: 27 September 2022

-Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD di

- pasar reguler dan negosiasi: 26 September 2022

- pasar tunai: 28 September 2022

-Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham yang berhak atas HMETD (record date): 27 September 2022

-Tanggal distribusi HMETD: 28 September 2022

-Tanggal pencatatan HMETD di BEI: 29 September 2022

-Periode perdagangan HMETD: 29 September — 5 Oktober 2022

-Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 3—7 Oktober 2022

-Tanggal akhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 7 Oktober 2022

-Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan: 10 Oktober 2022

-Tanggal penyerahan saham hasil pemesanan saham tambahan: 12 Oktober 2022

-Tanggal pengembalian kelebihan uang pemesanan saham tambahan: 12 Oktober 2022

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kinerja Semester I 2022

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatat kinerja beragam sepanjang semester I 2022. Perseroan mencatat kenaikan pendapatan bunga bersih dan rugi hingga Juni 2022.

Hingga semester I 2022, Bank Neo Commerce mencatat kenaikan total kredit menjadi Rp 7 triliun atau naik 84,2 persen dibandingkan 30 Juni 2021 sebesar Rp 3,8 triliun. Bank Neo Commerce menyatakan, penyaluran kredit ini di antara dilakukan secara digital atau online yang terbukti banyak diminati oleh masyarakat dan transaksi kredit melalui ini pada kuartal II 2022 meningkat cukup signifikan.

Kenaikan kredit ini dongkrak pendapatan bunga bersih menjadi Rp 547 miliar atau naik 302 persen jika dibandingkan 30 Juni 2021 sebesar Rp 136,1 miliar.

Adapun pendapatan berbasis komisi atau fee based income naik menjadi Rp 176,1 miliar pada Juni 2022 dari Rp 122,8 miliar pada Desember 2021, dan naik 973,8 persen jika dibandingkan posisi Juni 2021 sebesar Rp 16,4 miliar, demikian mengutip keterangan tertulis perseroan.

Sementara itu, mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (31/7/2022), PT Bank Neo Commerce Tbk mencatat pendapatan bunga bersih Rp 494,52 miliar hingga semester I 2022. Pendapatan bunga bersih naik 335,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 113,47 miliar.

Perseroan mencatat rugi bersih Rp 611,43 miliar hingga semester I 2022. Rugi ini naik 360,2 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 132,85 miliar.

Biaya Promosi Naik

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Biaya promosi naik 139,8 persen menjadi Rp 251,3 miliar pada semester I 2022, naik 139,8 persen apabila dibandingkan biaya promosi pada Juni 2021 yang sebesar Rp104,8 miliar.

BNC baru meluncurkan produk mobile banking (dengan nama neobank) di akhir Maret 2021, dan pengguna BNC posisi akhir Juni 2022 sudah mencapai 18,5 juta atau 9x lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pengguna per Juni 2021 yang sebanyak 2 juta pengguna, sehingga untuk biaya-biaya berkenaan dengan operasional di semester 1 2021 tidak sebesar biaya di semester 1 2022.

Perkembangan baik lainnya adalah penurunan secara bertahap atas Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dimana pada Desember 2021 di posisi 224,01 persen, turun menjadi 192,34 persen pada Maret 2022 dan menjadi 156,75 persen pada Juni 2022.

Tak hanya itu, rasio Net Interest Margin (NIM) pada Juni 2022 berhasil naik menjadi 10,16 persen dari 7,72 persen di Maret 2022 dan 5,15 persen pada posisi Desember 2021.

 

Aset

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Aset naik 104,6 persen dari Rp 6,99 triliun pada Juni 2021 menjadi Rp 14,3 triliun pada Juni 2022. Sedangkan dari sisi likuiditas, perolehan DPK pada Juni 2022, naik 37,03 persen dibandingkan perolehan Desember 2021 dari Rp 8,1 triliun menjadi Rp 11,1 triliun. Perseroan menyatakan, hal ini membuktikan perseroan semakin dipercaya oleh publik.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan menuturkan, kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi neobank.

“Setahun terakhir, kami secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah BNC. Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini,” kata Tjandra.

Terkait pencapaian kinerja hingga akhir tahun, Tjandra menuturkan, pihaknya optimistis mengarungi semester II seiring dengan semakin lengkapnya fitur dan layanan unggulan yang BNC hadirkan di beberapa waktu ke depan, dengan demikian akan semakin banyak frekuensi transaksi nasabah hingga dapat mendongkrak kinerja pada semester II 2022.

"Dengan jumlah nasabah lebih dari 18,5 juta saat ini, BNC diuntungkan mendapatkan use case terbaik sehingga kami dapat lebih leluasa mendengarkan masukan dari nasabah akan produk layanan seperti apa yang mereka inginkan, dari situ kami berusaha mewujudkannya. Hal inilah yang menjadi resep terbaik mengapa berbagai layanan dan fitur kami langsung diminati oleh para nasabah,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya