Bursa Gembok Perdagangan Saham SLIS

Suspensi saham oleh BEI ini sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Sep 2022, 06:34 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2022, 06:34 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). Suspensi saham SLIS berlaku mulai perdagangan pada Jumat, 23 September 2022.

Merujuk laman keterbukaan informasi BEI, penghentian sementara ini sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk.

Pada perdagangan Kamis, 22 September 2022, saham SLIS ditutup naik 90 poin atau 25 persen ke posisi 450. SLIS dibuka pada posisi 364 dan bergerak pada rentang 364—450.

Namun, secara year to date, saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk rupanya justru turun hingga 355 poin atau 44 persen.

"Dalam rangka cooling down, Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) pada perdagangan tanggal 23 September 2022,” tulis BEI, dikutip Jumat (23/9/2022).

Penghentian sementara perdagangan saham SLIS tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Pihak bursa mengatakan, suspensi ini bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang dalam pengambilan keputusan investasinya di saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk.

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," BEI menambahkan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan IHSG pada 22 September 2022

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau di tengah kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) oleh Bank Indonesia (BI) pada Kamis, 22 September 2022. Mayoritas sektor saham menghijau sehingga dukung penguatan IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,43 persen ke posisi 7.218,90. Indeks LQ45 menanjak 0,33 persen ke posisi 1.032,64. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.225,55 dan terendah 7.127,45. Sebanyak 277 saham menguat dan 233 saham melemah. 185 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.424.766 kali dengan volume perdagangan 31 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.050.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXhealth dan IDXtechno masing-masing turun 0,45 persen, serta indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,37 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melambung 2,21 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,3 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 1,12 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 0,65 persen, dan indeks sektor saham IDXtransportasi bertambah 0,55 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,02 persen dan indeks sektor saham IDXproperty menguat 0,11 persen.


Bursa Saham Asia Melemah pada 22 September 2022

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia juga anjlok pada perdagangan Kamis, 22 September 2022 setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan. Ditambah the Fed beri sinyal dongkrak suku bunga lebih agresif sehingga berdampak ke bursa saham AS yang turun tajam.

Di sisi lain, yen Jepang menguat terhadap dolar AS ke posisi 140 setelah pengumuman intervensi terhadap mata uang. Bank sentral Jepang juga pertahankan suku bunga acuan sesuai dengan harapan.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 1,61 persen ke posisi 18.147,95. Indeks Hang Seng teknologi melemah 1,7 persen. Indeks Shanghai susut 0,27 persen ke posisi 3.108,91. Indeks Shenzhen melemah 0,83 persen ke posisi 11.114,43.

Sementara itu, di Jepang, indeks Nikkei melemah 0,58 persen ke posisi 27.153,83. Indeks Topix susut 0,24 persen ke posisi 1.916,12. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,63 persen ke posisi 2.332,31. Indeks Kosdaq tergelincir 0,46 persen ke posisi 751,41. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,39 persen. Sedangkan bursa saham Australia libur.


Top Gainers-Losers pada 22 September 2022

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham SLIS melambung 25 persen

-Saham UFOE melambung 24,75 persen

-Saham SBMA melambung 24,55 persen

-Saham ARKO melambung 15,11 persen

-Saham LEAD melambung 13,58 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham AMMS merosot 9,94 persen

-Saham RCCC merosot 7,26 persen

-Saham MBAP merosot 6,97 persen

-Saham SNLK merosot 6,97 persen

-Saham FPNI merosot 6,95 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BUMI tercatat Rp 1,3 triliun

-Saham ADRO tercatat Rp 605,9 miliar

-Saham BBCA tercatat Rp 524,1 miliar

-Saham BBRI tercatat Rp 456,8 miliar

-Saham BMRI tercatat Rp 445,1 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham SLIS tercatat 78.303 kali

-Saham COAL tercatat 64.720 kali

-Saham BUMI tercatat 49.225 kali

-Saham AMMS tercatat 43.461 kali

-Saham SMDM tercatat 35.040 kali

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya