Bursa Saham Asia Bervariasi Hari Ini 3 Oktober 2022

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin, 3 Oktober 2022. Bursa saham Asia dibayangi rilis data inflasi dan bunga acuan bank sentral Australia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Okt 2022, 08:39 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 08:39 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan  beragam pada Senin, 3 Oktober 2022, seiring bursa memasuki kuartal terakhir tahun ini.

Indeks Jepang Nikkei melemah 1,07 persen. Sementara itu, indeks Topix tergelincir hampir 1 persen. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 susut 0,65 persen persen pada perdagangan Senin pagi. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,32 persen.

Pada pekan ini, bank sentral Australia akan mengumumkan keputusan suku bunganya, sementara beberapa negara di Asia akan melaporkan data inflasi.

Bursa China akan ditutup untuk liburan Golden Week, dan bursa Korea Selatan juga libur. Selain itu, penelitian baru dari HSBC mengatakan rantai pasokan, ketegangan geopolitik, dan kondisi keuangan yang memburuk telah memaksa banyak perusahaan global secara substansial beralih ke dalam mencari pendapatan dan pertumbuhan yang tangguh.

Kemudian, laporan berjudul 'Gelombang de-globalisasi?' mengatakan penjualan asing perusahaan-perusahaan Eropa turun di bawah 50 persen pada 2021, menjadi level terendah dalam lima tahun terakhir.

Harga minyak melonjak setelah laporan OPEC+ sedang mempertimbangkan pengurangan produksi minyak lebih dari satu juta barel per hari, mengutip sumber.

Langkah seperti itu akan menjadi yang terbesar yang diambil oleh organisasi untuk mengatasi kelemahan dalam permintaan global.

Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak 3,3 persen menjadi USD 87,97 per barel, sementara minyak mentah berjangka AS juga melonjak 3,21 persen diperdagangkan pada USD 82,04 per barel.

Dengan kebijakan moneter yang akan semakin diperketat dalam beberapa bulan ke depan, dan wall street terperosok ke dalam jurang pasar bearish atau melemah, banyak investor mulai bertanya-tanya apakah sekarang saatnya untuk keluar dari pasar saham dan memasukkan uang mereka ke kelas aset lain.

 

Penutupan Bursa Saham Asia pada 30 September 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat, 30 September 2022, dan perdagangan terakhir pada kuartal III 2022.

Koreksi bursa saham Asia melemah seiring wall street yang tertekan. Di sisi lain, data aktivitas pabrik China secara mengejutkan meluas pada Agustus 2022, mengalahkan harapan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,83 persen ke posisi 25.937,21. Indeks Topix merosot 1,76 persen ke posisi 1.835,94. Indeks Australia ASX 200 susut 1,2 persen ke posisi 6.474,20.

Indeks Hang Seng menguat 0,27 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi turun 1,05 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,55 persen ke posisi 3.024,39. Indeks Shenzhen turun 1,29 persen ke posisi 10.778,61.

Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,71 persen ke posisi 2.155,49 dan indeks Kosdaq melemah 0,36 persen ke posisi 672,65. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,11 persen.

“Risiko geopolitik dan inflasi tidak mereda, dan aset berisiko mengambil tekanan karena ekspektasi pertumbuhan yang lebih rendah dan biaya pendanaan lebih tinggi terus meresap,” tulis Analis ANZ Research dikutip dari CNBC.

Penutupan Wall Street 30 September 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan yang bergejolak pada Jumat, 30 September 2022. Wall street pun ditutup dengan kinerja yang buruk secara mingguan, bulanan dan kuartal. Bahkan koreksi yang terjadi membawa indeks S&P 500 ke level terendah baru pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones ditutup turun di bawah 29.000 untuk pertama kalinya sejak November 2020. Indeks Dow Jones melemah 500,10 poin atau 1,71 persen ke posisi 28.725,51. Indeks Nasdaq melemah 1,51 persen ke posisi 10.575,62.

Sementara itu, indeks S&P 500 turun 1,51 persen pada Jumat pekan ini ke posisi 3.585,62. Indeks acuan tersebut menutup bulan terburuk sejak Maret 2020.

Pada perdagangan Jumat menandai hari terakhir September 2022 dan kuartal III 2022. Pada September 2022, indeks Dow Jones melemah 8,8 persen. Indeks S&P 500 turun 9,3 persen dan indeks Nasdaq tergelincir 10,5 persen.

“Ini adalah lingkungan yang sulit dan sulit untuk saham dan pendapatan tetap, sesuatu yang kami harapkan mengingat pandangan kami tentang the Fed mempertahankan suku bunga acuan lebih tinggi lebih lama dan pasar mulai melihat pandangan itu,” ujar Head of Portfolio Managamenet Horizon Investments, Zachary Hill, dikutip dari CNBC, Sabtu (1/10/2022).

Hill menuturkan, volatilitas pasar akan berlanjut dengan kecenderungan melemah di tengah menuju musim laporan keuangan.

 

 

Gerak Saham di Wall Street

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sementara itu, laporan inflasi yang diawasi ketat oleh Federal Reserve Jumat pekan ini menunjukkan inflasi terus meningkat dengan cepat. Vice Chair the Fed Lael Brainard menilai perlu menurunkan inflasi. Ia menuturkan, bank sentral berkomitmen menghindari kembali penarikan sebelum waktunya pada kebijakan moneter yang ketat.

Di sisi lain, saham Nike turun tajam setelah melaporkan penjualan meningkat tetap rantai pasokan dan masalah persediaan menghambat laba pada kuartal I tahun fiskal.

Saham Nike ditutup turun 12,8 peren. Saham Carnival turun sekitar 20 persen setelah perseroan melaporkan laba kuartal III yang mengecewakan dan prospek kuartal IV yang lemah. Saham pelayaran Royal Caribbean dan Norwegia masing-masing turun 11 persen dan 15 persen.

Saham Netflix naik 37,4 persen pada kuartal III 2022. Penguatan tersebut menghentikan penurunan beruntun tiga kuartal untuk perusahaan streaming tersebut. Ini adalah periode tiga bulan terbaik untuk Netflix sejak kuartal I 2018 ketika naik 53,86 persen.

Indeks Acuan di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Indeks S&P 500 dan Nasdaq akhiri kuartal III masing-masing turun 5,3 persen dan 4,1 persen. Untuk pertama kalinya, indeks S&P 500 dan Nasdaq alami koreksi tiga kuartalan berturut-turut sejak 2009. Indeks Dow Jones turun 6,7 persen pada kuartal III dan mengalami penurunan kuartal ketiga berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015.

Pada pekan ini, rata-rata indeks acuan membukukan penurunan tajam. Indeks S&P 500 turun 2,9 persen. Indeks Dow Jones melemah 2,9 persen dan Nasdaq susut 2,7 persen.

Sepanjang September 2022, indeks acuan bergejolak. Indeks S&P 500 turun 9,3 persen dan mencatat penurunan terburuk sejak Maret 2020. Indeks Nasdaq melemah 10,5 persen dengan saham teknologi paling terpukul karena imbal hasil obligasi melonjak. Indeks Dow Jones melemah 8,8 persen.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya