Bumi Serpong Damai Raih Pinjaman Rp 1 Triliun dari BNI

PT Bumi Serpong Damai Tbk telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 15 Desember 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Des 2022, 12:54 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 12:54 WIB
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)
Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mendapatkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun dan fasilitas treasury line sebesar USD 2 juta  atau sekitar Rp 31,24 miliar (asumsi kurs 15.622 per dolar AS) dari Bank Negara Indonesia (BNI).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (16/12/2022), PT Bumi Serpong Damai Tbk telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 15 Desember 2022. Perseroan mendapatkan fasilitas kredit term loan sebesar Rp 1 triliun dalam perjanjian fasilitas kredit ini. Selain itu, perseroan juga mendapatkan fasilitas treasury line USD 2 juta yang dapat dimanfaatkan oleh perseroan hingga jangka waktu 84 bulan sejak tanggal penarikan pertama.

“Masing-masing fasilitas kredit tersebut akan digunakan untuk ekspansi usaha atau apapun corporate action lainnya, serta dalam rangka lindung nilai (hedging) ada risiko nilai tukar valuta asing dan interest rate,” tulis Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk, Hermawan Wijaya.

Adapun fasilitas kredit ini dijamin oleh jaminan tanah milik perseroan. Dengan pinjaman tersebut, perseroan menyatakan memiliki ruang gerak lebih luas dalam memanfaatkan alokasi penggunaan dana untuk kegiatan operasional maupun corporate action perseroan. “Selain itu, perseroan juga terlindungi dari risiko fluktuasi kurs di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 16 Desember 2022, saham BSDE merosot 1,08 persen ke posisi Rp 920 per saham.

Saham BSDE dibuka stagnan Rp 930 per saham. Saham BSDE berada di level tertinggi Rp 930 dan terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 273 kali dengan volume perdagangan 75.768 saham. Nilai transaksi Rp 7 miliar.

Kantongi Pinjaman dari Bank Mandiri Rp 2,5 Triliun

Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City (dok: Sinar Mas Land)

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Pinjaman tersebut akan digunakan untuk modal kerja.

Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya menuturkan, Bumi Serpong Damai mendapatkan fasilitas kredit modal kerja non-revolving sebesar Rp 2,5 triliun.

Fasilitas kredit tersebut dapat dimanfaatkan oleh BSDE sampai dengan jangka waktu 60 bulan sejak penandatanganan yang dilakukan pada 12 Desember 2022.

"Fasilitas kredit tersebut akan digunakan untuk modal kerja dalam mendukung kegiatan operasional Perseroan,” tulis Hermawan dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (15/12/2022).

Selain itu, fasilitas kredit ini dijamin oleh jaminan tanah dan bangunan milik Bumi Serpong Damai.

“Dengan tersedianya fasilitas kredit tersebut di atas, Perseroan memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam memanfaatkan alokasi penggunaan dana untuk kegiatan operasional Perseroan,” ujar dia.

Mengutip laporan keuangan BSDE, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Bumi Serpong Damai meraup pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun tipis hingga September 2022.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 7,15 triliun. Raihan itu naik 38,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,17 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 1,85 triliun pada September 2021.

Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 35,44 persen menjadi Rp 4,49 triliun dari Rp 3,31 triliun pada September 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin, 31 Oktober 2022, beban usaha pada periode ini tercatat naik menjadi Rp 2,32 triliun dari Rp 1,7 triliun pada September 2021. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 2,17 triliun, yang masih tumbuh 34,82 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,61 triliun.

 

 

Aset Perseroan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan bunga dan investasi senilai Rp 249,42 miliar, keuntungan dari perubahan nilai wajar investasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi senilai Rp 33,82 miliar, dan pendapatan dividen Rp 3,29 miliar.

Kemudian dampak dari pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan tercatat sebesar R 2,81 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dan keuntungan penjualan aset tetap senilai Rp 323,82 miliar. Perseroan juga mencatatkan kerugian selisih mata uang asing sebesar Rp 349,51 miliar, beban bunga dan keuangan lainnya Rp 1,26 triliun, pendapatan lain-lain Rp 69,56 miliar serta beban lain-lain Rp 1,25 triliun.

Dari rincian itu, setelah dikurangi beban pajak, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 918,3 miliar. Laba ini turun tipis 1,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 930,76 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 64,11 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 29,99 triliun dan aset tidak lancar Rp 34,12 triliun.

Liabilitas hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 27,37 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 25,58 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,09 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 16,28 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 36,74 triliun dari Rp 35,89 triliun pada Desember 2021.

Paraga Artamida Kini Genggam 34,8 Persen Saham BSDE

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Ternyar, PT Paraga Artamida kembali mengoleksi 13,04 juta lembar saham BSDE senilai Rp 11,99 miliar.

"Transaksi berlangsung pada 30 November 2022 dengan harga pembelian sebesar Rp 919,02 per saham. Tujuan transaksi untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT Bumi Serpong Damai Tbk, Christy Grassela dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (6/12/2022).

Usai transaksi, Paraga Artamida kini genggam 7.367.742.564 lembar saham PT Bumi Serpong Damai Tbk atau setara 34,8 persen, dari sebelumnya 7.354.699.264 lembar atau 34,74 persen. Pembelian ini bukan kali pertama dilakukan Paraga Artamida.

Belum lama ini, Paraga Artamida telah melakukan pembelian saham BSDE senilai Rp 24,45 miliar. Transaksi tersebut dilakukan pada 23 November 2022. Saat itu, Paraga Artamida membeli 26.790.000 saham BSDE dengan harga transaksi Rp 912,65 per lembar saham. Sehingga total transaksi mencapai Rp 24,45 miliar.

Usai transaksi tersebut, Paraga Artamida menggenggam 7.354.699.264 lembar saham BSDE atau setara dengan 34,74 persen. Sebelum transaksi, Paraga Artamida menggenggam saham BSDE sebanyak 7.327.909.264 atau 34,61 persen. Pada bulan yang sama, atau pada 2–8 November 2022, Paraga Artamida juga merampungkan pembelian 11,30 juta lembar saham BSDE senilai Rp 10,35 miliar.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya