Inflasi Terkendali, IHSG Diprediksi Tembus 7.800 hingga Akhir Tahun

Pada akhir pekan ini, IHSG ditutup naik 55,02 poin atau 0,81 persen ke posisi 6.874,93. Dalam sepekan, IHSG naik 3,51 persen dari 6.641,830 pada pekan sebelumnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jan 2023, 16:57 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2023, 15:23 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Panin Asset Management optimis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal tembus 7.800 hingga akhir tahun. Hal itu sejalan dengan proyeksi inflasi yang terjaga pada kisaran 2,5—3,5 persen, sementara suku bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan berada pada posisi 4,5 persen.

“Perkiraan kita untuk 2023, IHSG 7.800, inflasi di sekitar 2,5—3,5 persen. Suku bunga 4,5 persen dan yield SUN 10 tahun akan ke 2,25—6,5 persen,” ungkap Direktur Panin Asset Management Rudiyanto dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (21/1/2023).

Pada akhir pekan ini, IHSG ditutup naik 55,02 poin atau 0,81 persen ke posisi 6.874,93. Dalam sepekan, IHSG naik 3,51 persen dari 6.641,830 pada pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 11,20 persen menjadi Rp 10,246 triliun dari Rp 11,538 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 1,25 persen menjadi 1.095.938 transaksi selama sepekan dari 1.109.809 transaksi pada sepekan sebelumnya.

Investor asing pada Jumat, 20 Januari 2023 mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 331,59 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 4,525 triliun.

 

 

Sentimen Penggerak IHSG dan Obligasi

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rudiyanto memaparkan, sentimen lain yang disebut mempengaruhi kinerja IHSG dan obligasi pada 2023 dari sisi global, yakni inflasi AS yang mulai landai.

Menjadi sinyal kenaikan suku bunga bank sentral The Fed tidak lagi agresif. Diperkirakan, suku bunga As akhir tahun berada pada posisi 2,5—3,75 persen.

Selain itu, faktor penggerak lainnya yakni kinerja laporan keuangan yang masih akan baik, didukung pencabutan status PPKM. Bersamaan dengan itu, seiring dibukanya lockdown China maka akan berdampak pada meningkatnya permintaan.

“Selain itu, juga rencana hilirisasi komoditas. Seperti bauksit dan batu bara akan turut pengaruhi kinerja IHSG dan obligasi,” kata Rudi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya