Liputan6.com, New York - Saham perusahaan Grup Adani India ambles selama seminggu terakhir, usai publikasi laporan kritis ekstensif dari perusahaan short-seller Hindenburg Research AS.Â
Melansir CNBC, Minggu, 5 Februari 2023, saham perusahaan di seluruh perusahaan Grup Adani telah mengalami aksi jual besar-besaran yang membuat total kerugian grup Adani melewati USD 110 miliar atau setara dengan Rp 1.637 triliun (asumsi kurs Rp 14.889 per dolar AS) pada penutupan Jumat.
Baca Juga
Setelah laporan Hindenburg menuduh konglomerat tersebut melakukan manipulasi saham yang kurang ajar dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade. Meski begitu, Gautam Adani, dengan keras membantah telah melakukan kesalahan.
Advertisement
Adani Enterprises telah menderita kerugian terbesar di antara banyak perusahaan yang terdaftar di grup yang lebih luas, kehilangan lebih dari 60 persen kapitalisasi pasarnya atau lebih dari USD 30 miliar antara publikasi laporan pada 24 Januari dan penutupan perdagangan Kamis.
Grup Adani dengan tegas menyangkal tuduhan tersebut, menyebut mereka tidak lain hanyalah kebohongan dari "Madoffs of Manhattan" dalam balasan setebal 413 halaman yang gagal menenangkan sentimen investor yang gelisah dan mengendalikan aksi jual yang cepat.
Adani memiliki 64 persen saham Adani Enterprises Keluarga Adani SB memegang 55,27 persen, sedangkan 8,73 persen dimiliki oleh Adani Tradeline Pvt Ltd, di mana Gautam dan saudaranya Rajesh Adani menjadi direktur pengendali.
Pemegang saham terbesar ketiga, sebesar 4,02 persen, adalah Perusahaan Asuransi Jiwa India milik negara. Menteri Urusan Parlemen India Pralhad Joshi mengatakan pemerintah tidak ada hubungannya dengan masalah Adani.
"Tidak ada hubungannya dengan masalah Adani," kata Pralhad, dikutip dari CNBC, Minggu (5/2/2023).
Â
20 Pemegang Saham Teratas Adani Enterprises
Daftar 20 pemegang saham teratas Adani Enterprises juga mencakup dua nama terbesar di wall street, antara lain Vanguard memiliki 0,75 persen saham, sementara BlackRock Fund Advisors memegang 0,57 persen dan BlackRock Advisors (U.K.) Ltd memiliki 0,17 persen saham.
Meski demikian, juru bicara Vanguard dan BlackRock tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC. Elara Capital, yang saat ini memiliki 1,7 persen saham Adani Enterprises, merupakan pemegang saham institusional terbesar hingga Februari 2022.
Hindenburg menuduh dana Elara yang berbasis di Mauritius sebagai bagian dari rencana untuk memanipulasi harga saham perusahaan milik Grup Adani dan menyembunyikan berapa banyak yang dimiliki keluarga. Elara sejak itu melepas 72 persen saham yang dipegangnya di perusahaan, menurut data FactSet.
Jo Johnson, saudara laki-laki mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, mengundurkan diri pada Rabu dari perannya sebagai direktur Elara, menurut Companies House. Elara Capital dan Johnson tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC.
Advertisement
Kekayaan Gautam Adani Sisa Rp 955,87 Triliun, Tersengat Aksi Jual Saham, Imbas Tuduhan Hindenburg
Sebelumnya, kekayaan konglomerat India, Gautam Adani terpantau terus merosot, menyusul laporan short-seller yang menyebabkan perusahaan tersebut membatalkan rencana penjualan saham publik (initial public offering/IPO).
Melansir daftar Real Time Billionaire Forbes per 2 Februari 2023, kekayaan Adani tercatat turun signifikan hingga USD 10,1 miliar atau 13,61 persen menjadi USD 64,2 miliar atau setara Rp 955,87 triliun (kurs Rp 14.889 per USD). Dengan total kekayaan itu, ia harus rela bergeser ke posisi 17 dalam daftar orang terkaya di dunia. Dalam sepekan terakhir, kekayaan Adani telah susut sekitar USD 51,7 miliar.
Kejatuhan Adani itu menyusul laporan Hindenburg Research pada 24 Januari 2023 yang mengungkapkan adanya upaya penipuan dan manipulasi pasar yang dilakukan oleh perusahaan milik Adani. Namun perusahaan segera membantah tudingan tersebut.
Pada 25 Januari 2023, Adani Group memberi pernyataan yang menyebutkan laporan Hindenburg sebagai informasi yang tidak benar. CFO Adani Group Jugeshinder menilai laporan itu berbahaya karena disebut tidak memiliki dasar akurat.
Jugeshinder menyinggung langkah Hindenburg yang tidak beritikad untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum menerbitkan laporan. Kekayaan Gautam Adani merosot dari USD 126,4 miliar menjadi USD 120 miliar karena pasar saham India merespons secara negatif meskipun dia tetap menjadi orang terkaya ketiga di dunia saat itu.
Sehari berselang, Kepala Bagian Hukum Adani Group Jatin Jalundhwala mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa perusahaan sedang mengevaluasi ketentuan yang relevan berdasarkan undang-undang AS dan India terkait tindakan perbaikan dan hukuman terhadap hasil riset Hindenburg.
Sayangnya, tidak ada perubahan dalam kekayaan bersih Adani karena pasar India tutup dalam rangka memperingati Hari Republik pada 26 Januari 2023.
Â
Â
Â
Tren Aksi Jual Saham Pangkas Kekayaan Adani
Pada 27 Januari 2023, saham Adani Group yang tercatat di Bursa terkena aksi jual. Menyebabkan kekayaan bersih Adani kian susut menjadi USD 98,1 miliar, mendepaknya keluar dari lima orang terkaya di dunia. Tren ini terus berlanjut hingga perdagangan 30 Januari 2023.
Buntutnya, kekayaan bersih Adani merosot lagi sebesar USD 8,5 miliar menjadi USD 88,2 miliar. 31 Januari 2023, Adani Group menyelesaikan penawaran saham lanjutan (Follow-On Public Offering/FPO) senilai USD 2,5 miliar, disokong investasi dari investor institusional Timur Tengah dan miliarder India lainnya.
Kekayaan bersih Adani naik tipis menjadi USD 89,1 miliar. Namun sebentar saja, pada 1 Februari 2023 perusahaan-perusahaan terdaftar Adani Group dilanda kekalahan saham besar-besaran lainnya dengan Adani Enterprises andalannya mengakhiri hari dengan koreksi 28,20 persen.
Adani kehilangan gelar orang terkaya di Asia dari rekan senegaranya Mukesh Ambani, dan merosot ke peringkat 15 dalam daftar orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar USD 74,7 miliar.
Pada 2 Februari 2023, dalam sambutan publik pertamanya sejak tuduhan Hindenburg, Adani membahas pembatalan penawaran lanjutan perusahaan andalannya senilai USD 2,5 miliar dengan mengatakan bahwa secara moral tidak benar untuk melanjutkan aksi tersebut di tengah volatilitas pasar.
Pernyataan miliarder itu gagal meredakan pasar yang mendorong Adani turun ke daftar orang terkaya ke-17 versi Forbes dengan perkiraan kekayaan bersih USD 64,2 miliar.
Â
Advertisement