Tips Investasi ala CEO Astra Agro Lestari Santosa, Kuncinya Sesuai Kebutuhan

Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro Lestari, Santoso berbagi cara kelola dan tips investasi. Berikut ulasannya.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Feb 2023, 20:46 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2023, 20:46 WIB
Chief Executive Officer (CEO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa
Chief Executive Officer (CEO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Santosa merupakan salah satu direktur PT Astra International Tbk (ASII) sekaligus menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro Lestari. Sebagai seorang profesional, Santosa pun tidak lupa untuk investasi dalam mengelola penghasilannya. 

Lantas, bagaimana cara Santosa mengelola investasi tersebut? 

Santosa menyebutkan, dirinya tidak melakukan investasi saham. Namun, ia memilih investasi di produk investasi pendapatan tetap (fixed income investment), obligasi hingga properti.

"Saya saat ini tidak bermain saham karena buat saya bermain saham harus mencari fundamental, berarti harus kenal perusahaannya, kalau saya main saham yang saya kenal saya ada benturan kepentingan," kata Santosa kepada Liputan6.com saat ditemui di usai acara Talk to The CEO di Rest Area Astra (Resta) KM 456 Salatiga, Jawa Tengah, ditulis Minggu (19/2/2023).

Ia menyebutkan, mayoritas investasi dialokasikan untuk produk investasi pendapatan tetap, obligasi pemerintah, produk finansial yang tidak terkait dengan Grup Astra dan beberapa di sektor properti untuk masa depan.

Menurut ia, dalam melakukan investasi harus seimbang. Alhasil, Santosa melakukan ragam portofolio obligasi, yakni obligasi pemerintah dan swasta.

"Ada mixing, pemerintah dan swasta kan harus balance. Saya fluktuatif tergangtung mesti di benchmark yield dari goverment maupun swasta," kata dia.

Meski demikian, Santosa mengaku investasi tradisional tetap perlu dilakukan, karena ada kalanya membutuhkan uang secara mendadak. Hal itu dilakukan Santosa sebagai salah satu bentuk antisipasi masa mendatang.

 

Tips Investasi

CEO Astra Agro Lestari (AALI), Santosa (Foto: Liputan6.com/Elga N)
CEO Astra Agro Lestari (AALI), Santosa (Foto: Liputan6.com/Elga N)

"Masih ada juga yang tradisional perlu untuk antisipasi, seperti tabungan dan deposito harus ada komposisinya. Kita nggak tahu ada sesuatu yang mendadak gabisa nunggu sampe cair," kata dia.

Lalu, apa saja tips investasi yang dilakukan oleh CEO Astra Agro Lestari tersebut?

Menurut ia, investasi itu tergantung usia dan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.

"Tergantung usia ya, investasi enggak mau rugi, harusnya bertumbuh jadi harus disesuaikan dengan kebutuhan," kata Santosa.

Misalnya, apabila investasi dilakukan saat usia untuk menyiapkan biaya sekolah anak, berarti harus ditargetkan sesuai syarat penggunaannya.

"Kalau mau masuk SD, SMP kan mesti diatur kesana. Mau bersekolah di luar negeri atau tidak, jadi bukan sekadar cari yield (imbal hasil) tertinggi tapi custom sesuai kebutuhan," ujar dia.

Perhatikan Fundamental dan Kebutuhan

Talk to The CEO 2023: Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa, Jumat (17/2/2023) di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Talk to The CEO 2023: Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Santosa, Jumat (17/2/2023) di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sementara itu, jika sudah memasuki usia pensiun tidak perlu melakukan investasi secara agresif seperti waktu muda. Hal itu disebabkan sudah tidak ada pendapatan dan harus memilih investasi yang lebih aman alias safety.

Di samping itu, Santosa bilang, meski sudah memasuki usia pensiun tidak apa-apa untuk berinvestasi di instrumen saham. Akan tetapi, tetap harus memperhatikan fundamental dan kebutuhannya.

"Jadi buat saya investasi itu tergantung banyak hal dan itu harus balance antara short term yang bisa dicairkan yieldnya kaya tabungan hampir gaada (yield), deposito just in case perlu jangka menengah kita berani ambil panjang seperti obligasi pemerintah atau properti itu buat diversifikasi," kata dia.

Dengan demikian, Santosa menyebut, dalam investasi yang terpenting adalah fundamental dan kebutuhannya. Menurut ia, jika mencari investasi dengan keuntungan yang tinggi pasti risiko nya pun tinggi. 

"Kalau nyari (imbal hasil) tinggi nanti banyak kasus bodong, padahal risikonya juga tinggi," pungkasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya