Liputan6.com, Jakarta - Sinergi untuk memperluas ekspansi di segmen konsumer, menjadi langkah strategis untuk memanfaatkan prospek positif di industri pembiayaan atau multifinance.
Hal tersebut dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI melalui anak usahanya yang menyasar pasar pembiayaan, yaitu PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance).
Baca Juga
Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, industri multifinance memiliki prospek cerah seiring kondisi ekonomi Indonesia yang relatif tangguh menghadapi potensi resesi global tahun ini. Sinergi dalam mengoptimalkan pasar pembiayaan pun dilakukan dengan menjadikan BRI Finance sebagai single gateway loan di BRI Group.
Advertisement
"Kami pun mendukung upaya-upaya anak usaha untuk saling mendorong dalam mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan. Dengan demikian, sinergi tersebut dapat menjadi aspirasi perseroan untuk terus tumbuh dan berkembang bersama melalui penciptaan economic dan social value bagi stakeholder," kata Budi dalam keterangan resminya, Minggu (25/6/2023).
BRI Finance Terbitkan Obligasi
BRI sebagai induk perusahaan, terus mendukung ekspansi bisnis BRI Finance melalui aksi korporasi penerbitan obligasi. Terlebih, aksi korporasi itu pun dilakukan BRI Finance melalui sinergi dengan anak usaha BRI lainnya yaitu PT BRI Danareksa Sekuritas.
Adapun nilai penerbitan obligasi oleh BRI Finance tersebut mencapai sebesar Rp500 miliar yang terbagi dalam dua seri, yaitu Seri A dengan tenor 370 hari kalender dengan rentang kupon penawaran 5,75 persen - 6,35 persen.
Seri B dengan tenor tiga tahun dengan rentang kupon penawaran 6,35 persen - 7,00 persen sejak tanggal emisi. Suku bunga akan ditentukan kemudian. Penawaran awal obligasi BRI Finance dimulai pada 14-21 Juni 2023, dengan rencana dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2023.
Peringkat Obligasi
Dalam aksi korporasi ini, BRI Finance telah menggenggam rating idAA alias double A dari lembaga pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Kemudian, penjamin pelaksana emisi obligasi dari BRI Finance adalah PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT BCA Sekuritas, sementara wali amanat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Sebagai gambaran, pada 2022 lalu 1 kantor pusat dan 26 kantor cabang BRI Finance diperkuat dengan 182 branchless financing di unit kerja BRI. Adapun hingga kuartal I 2023, jaringan bertambah dengan 15 kantor pemasaran baru dan branchless financing sebanyak 200 titik.
Produk BRI Finance yaitu fasilitas dana pun bisa diakses di super app BRImo yang mampu menghasilkan kurang lebih 900 lead untuk fasilitas dana.
Selain itu, terkait ekspansi di segmen konsumer, Catur menjelaskan sejak 2020 anak usaha BRI tersebut diarahkan untuk melakukan transformasi berupa switching portfolio. BRI Finance semula berfokus pada pembiayaan komersial atau produktif menjadi fokus pada pembiayaan konsumer.
Advertisement
Layanan Produk
"Di industri pembiayaan, BRI Group memiliki aspirasi mendorong BRI Finance menjadi perusahaan multifinance dengan total aset di atas Rp10 triliun pada 2024. Hal tersebut diraih dengan fokus pada pembiayaan konsumer,” tambahnya.
Oleh karena itu, secara bertahap sejak 2018, BRI Finance menghadirkan beragam layanan produk, seperti pembiayaan mobil baru, pembiayaan mobil bekas, kemudian sepeda motor yang fokus untuk melayani BRI Group dan fleet.
Sementara di segmen korporasi atau perusahaan, BRI Finance menawarkan produk terkait Car Ownership Program (COP), Motor Ownership Program (MOP), hingga produk Sewa Operasi.
"Diharapkan pada 2025, perusahaan multifinance dari BRI tersebut dapat menjadi top of mind multifinance company in Indonesia. Caranya dengan perluasan coverage area, sinergi dan cross-selling melalui platform digital yang dimiliki oleh BRI Group," ujar dia.
Optimalkan Kinerja, BRI Finance Rekomposisi dan Perbesar Porsi Segmen Konsumer
Sebelumnya, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) merekomposisi dan memperbesar porsi segmen pembiayaan konsumer untuk memacu kinerja tumbuh berkelanjutan. Langkah strategis itu diambil manajemen perusahaan untuk optimalisasi pendapatan, laba dan sebaran risiko.
Direktur Bisnis BRI Finance Primartono Gunawan menuturkan, perseroan menerapkan lompatan strategi besar untuk memacu pertumbuhan bisnis berkelanjutan dengan mengalihkan sebagian besar pembiayaan ke segmen konsumer dalam tiga tahun terakhir.
Buah dari transformasi, menurut dia, sudah bisa dipetik sejak tahun lalu. Di mana kontribusi pembiayaan konsumer mencapai 74 persen. Sebelum melakukan transformasi, seluruh pembiayaan BRI Finance dikucurkan di segmen komersial. Pada 2023, BRI Finance menargetkan segmen konsumer berkontribusi hingga 82 persen.
"Kalau mayoritas pembiayaan sudah di konsumer, seperti halnya BRI (perusahaan induk) maka BRI Finance akan bermain di segmen mikro. Nasabahnya banyak, sumber pendapatannya pun tersebar. Jadi buah transformasinya sudah mulai bisa dipetik sejak tahun-tahun kemarin,” tutur Prima, sapaan akrabnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).
Capaian tersebut di atas ekspektasi manajemen perseroan. Awalnya memiliki aspirasi minimal 60 persen pembiayaan konsumer dan 40 persen segmen komersial. Tak berhenti di situ, Pria menambahkan, ketika sudah cukup handal di segmen konsumer, pihaknya pun berkomitmen melakukan lompatan dengan strategi baru.
Rekomposisi Portfolio Segmen Konsumer
BRI Finance pun merekomposisi portofolio segmen konsumer, yang tadinya didominasi pembiayaan mobil baru, akan diseimbangkan dengan pembiayaan mobil bekas, pembiayaan multiguna dan refinancing.
Saat ini, komposisi pembiayaan mobil baru masih sekitar 76 persen terhadap portofolio segmen konsumer. Adapun mobil bekas berkontribusi sekitar 16 persen, dan sisanya multiguna serta refinancing. Prima merinci, ke depan komposisi pembiayaan mobil baru terhadap segmen konsumer maksimum di angka 45 persen. Sedangkan pembiayaan mobil bekas sekitar 22 persen, multiguna 12 persen, dan refinancing 10 persen.
"Jadi setelah transformasi dari komersial ke konsumer sudah jalan. Berikutnya kami merekomposisi aset untuk optimalisasi pendapatan, laba dan penyebaran risiko,kata dia.
Advertisement