Ketua The Fed Jerome Powell Sebut Suku Bunga Berpeluang Kembali Naik

Ketua the Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut dapat kerek inflasi. Selain itu, ia menuturkan, suku bunga berpotensi naik lagi.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Agu 2023, 16:51 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 16:49 WIB
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) berpotensi terus menaikkan suku bunga.(Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) berpotensi terus menaikkan suku bunga. Hal ini seiring konsumen Amerika Serikat (AS) yang tangguh dan pertumbuhan ekonomi lebih baik dari perkiraan.

"Kami telah memperhatikan tanda-tanda perekonomian mungkin tidak melambat seperti yang diperkirakan,” ujar Ketua the Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell saat Simposim Jackson Hotel dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (26/8/2023).

jerome Powell menuturkan, bukti tambahan dari pertumbuhan yang terus menerus di atas tren dapat menempatkan kemajuan lebih lanjut pada risiko inflasi. Selain itu, ia menuturkan perlu lebih lanjut pengetatan kebijakan moneter.

Meskipun mengakui inflasi telah turun dari puncaknya, Powell menekankan, harga-harga masih “terlalu tinggi” dan bank sentral belum menghapuskan kebijakan pengetatan lebih lanjut. Data dari grup CME pada Jumat, 25 Agustus 2023 menunjukkan pasar prediksi 55 persen peluang the Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan November.

Inflasi inti yang menjadi salah satu data pilihan the Fed menunjukkan harga meningkat 4,1 persen pada Juni, jauh di bawah target jangka panjang the Fed sebesar 2 persen. Akan tetapi, inflasi alami kemajuan untuk mereda dari puncaknya 5,4 persen pada Februari 2022.Penurunan inflasi terjadi seiring semakin banyak tanda ketahanan ekonomi AS.

Laporan penjualan ritel Juli mengungkapkan kontrol penjualan kelompok yang berkontribusi langsung terhadap produk domestik bruto (PDB) naik 1 persen. Ekonom yang disurvei Bloomber prediksi kenaikan 0,5 persen.

Sementara itu, laporan ketenagakerjaan Juli menunjukkan kenaikan upah sebesar 4,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara tingkat pengangguran secara historis masih rendah, meski perolehan lapangan kerja secara keseluruhan menunjukkan tanda-tanda penurunan.

“Bukti bahwa pengetatan pasar tenaga kerja tidak lagi mereda juga memerlukan respons kebijakan moneter,” kata Powell.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Batalkan Prediksi Resesi

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Data yang kuat ini telah membuat ekonom di wall street dan bahkan staf the Fed membatalkan perkiraan resesi pada 2023 dan memicu perbincangan seputar soft landing ekonomi. Di mana inflasi akan stabil tanpa pertumbuhan ekonomi yang alami penurunan signifikan.

Sejumlah pihak di wall street perkirakan ada pertumbuhan luar biasa yang akan membuat perekonomian terhindar dari resesi meski hal ini tidak terlalu mengesankan. Namun, perkiraan lain menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat mungkin terjadi pada ekonomi AS.

Pada Kamis, GDPNow Bank Sentral Atlanta prediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan sebesar 5,9 persen pada kuartal III yang akan menjadi periode pertumbuhan ekonomi paling kuat sejak kuartal IV 2021.

Ekonom menuturkan, pertumbuhan pada kecepatan tersebut memberikan “risiko  positif” terhadap inflasi yang dapat menjaga harga agar tidak jatuh ke target 2 persen yang ditetapkan oleh the Fed.

"Dengan menyoroti risiko-risiko ini, dan mencatat pembuat kebijakan akan mengambil kebijakan dengan hati-hati. Powell mempertahankan opsionalitas kebijakan maksimum untuk pertemuan mendatang,” ujar Ekonom EY Gregory Daco.


The Fed Bakal Kerek Suku Bunga

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Powell menegaskan, the Fed berencana untuk tetap bergantung pada data. Pekan depan akan memberikan lebih banyak informasi antara lain laporan inflasi inti Juli dan tenaga kerja pada Agustus 2023. Data ekonomi tersebut akan memberikan informasi lebih lanjut kepada the Fed mengenai pertumbuhan dan inflasi.

Namun, kebijakan the Fed dalam waktu dekat berubah tidak mungkin terjadi. “Tugas the Fed untuk menurunkan inflasi ke sasaran 2 persen dan kami akan melakukannya,” ujar dia.

Powell menuturkan, pihaknya siap menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan. “Dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang ketat sampai kami yakin inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan kami,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya