Usai Rampungkan LRT Jabodebek, Adhi Karya Lanjut Proyek MRT Rp 6,8 Triliun

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) saat ini mengerjakan dua megaproyek transportasi kereta yakni MRT Jakarta CP 201 dan CP 202.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Agu 2023, 17:06 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 17:04 WIB
Usai Rampungkan LRT Jabodebek, Adhi Karya Lanjut Proyek MRT Rp 6,8 Triliun
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melanjutkan megaproyek MRT usai merampungkan pembangunan LRT Jabodebek. (Foto: Adhi Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melanjutkan megaproyek MRT usai merampungkan pembangunan LRT Jabodebek. 

Saat ini, Adhi Karya pun tengah mengerjakan dua megaproyek transportasi kereta api lainnya yaitu MRT Jakarta CP 201 senilai Rp 4,0 triliun dan CP 202 senilai Rp 2,8 triliun. Adapun nilai kedua proyek tersebut mencapai Rp 6,8 triliun.

Sedangkan, dalam skala regional telah dipercaya membangun sarana kereta Kota Manila, Filipina dengan total nilai kontrak untuk porsi ADHI sebesar Rp3,7 triliun.

Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi M mengatakan, dengan komitmen perusahaan dan upaya kontinu pengembangan kompetensi tersebut, pihaknya meyakini ADHI dapat terus menghasilkan karya-karya besar dan terbaik.

"ADHI sebagai BUMN akan terus melakukan peningkatan kompetensi untuk menjawab tantangan yang diamanahkan oleh Kementerian BUMN sebagai perusahaan yang memiliki champion on railways,” kata Entus dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (29/8/2023).

Sebelumnya, Adhi Karya telah tuntas menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek. Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek berperan dalam pembangunan jaringan kereta ringan sepanjang 44 km dengan terdiri dari 3 koridor, yaitu Harjamukti (Cibubur) - Cawang, Jatimulya (Bekasi Timur) - Cawang, dan Cawang - Dukuh Atas dengan total 18 stasiun. 

Adapun teknologi yang dipergunakan dalam struktur lintasan rel LRT Jabodebek dirancang dengan menggunakan U-shaped girder yang memiliki kelebihan mampu meredam kebisingan suara, menahan getaran gempa sehingga memiliki bentuk ramping untuk menjaga estetika lingkungan perkotaan. 

LRT Jabodebek juga beroperasi tanpa masinis dengan menggunakan teknologi Grade of Automation (GoA) 3 yang dikendalikan melalui OCC atau Operation Control Center.

Lingkup pekerjaan ADHI meliputi pekerjaan struktur, railways system, persinyalan, serta stasiun dan depo. Proyek ini merupakan karya terbaik yang telah dicurahkan oleh ADHI bersama beberapa BUMN serta Kementerian Perhubungan, PUPR dan Kementerian BUMN untuk kelahiran sebuah infrastruktur kereta perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan.

 

Adhi Karya Rampungkan Pembangunan Megaproyek LRT Jabodebek

Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tuntas menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek pada Senin (28/8/2023) setelah diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Peresmian tersebut dilangsungkan di Stasiun interchange Cawang juga dihadiri oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensesneg Pratikno, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan beberapa Pejabat Tinggi lainnya.

Dengan tuntasnya LRT Jabodebek Fase 1 ini, Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi M mengatakan, pihaknya berkomitmen sebaik-baiknya dalam menyelesaikan penugasan Pemerintah yaitu Percepatan Pembangunan LRT Jabodebek berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 dan perubahannya.

Adhi Karya sebagai BUMN akan terus melakukan peningkatan kompetensi untuk menjawab tantangan yang diamanahkan oleh Kementerian BUMN sebagai Perusahaan yang memiliki champion on railways.

“Dengan komitmen perusahaan dan upaya kontinu pengembangan kompetensi tersebut, Entus Asnawi meyakini ADHI dapat terus menghasilkan karya-karya besar dan terbaik,” kata Entus dalam keterbukaan informasi, Senin (28/8/2023).

Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya menegaskan, LRT Jabodebek dibuat sepenuhnya oleh para talenta negeri. Hal itu sangat membanggakan karena Indonesia telah mampu membangun transportasi modern secara mandiri. LRT Jabodebek ini akan menjadi inspirasi besar bagi angkutan publik perkotaan modern dan maju.

 

Pembangunan Jaringan 44 KM

PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk membidik pertumbuhan nilai kontrak baru tumbuh 15 persen di tahun 2023 ini. Selama 2022, perusaahan berkode saham ADHI itu mengantongi total Rp 23,7 triliun nilai kontrak.

Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek berperan dalam pembangunan jaringan kereta ringan sepanjang 44 km dengan terdiri dari 3 koridor, yaitu Harjamukti (Cibubur) - Cawang, Jatimulya (Bekasi Timur) - Cawang, dan Cawang - Dukuh Atas dengan total 18 stasiun. 

Adapun teknologi yang dipergunakan dalam struktur lintasan rel LRT Jabodebek dirancang dengan menggunakan U-shaped girder yang memiliki kelebihan mampu meredam kebisingan suara, menahan getaran gempa sehingga memiliki bentuk ramping untuk menjaga estetika lingkungan perkotaan. 

LRT Jabodebek juga beroperasi tanpa masinis dengan menggunakan teknologi Grade of Automation (GoA) 3 yang dikendalikan melalui OCC atau Operation Control Center.

Lingkup pekerjaan ADHI meliputi pekerjaan struktur, railways system, persinyalan, serta stasiun dan depo. Proyek ini merupakan karya terbaik yang telah dicurahkan oleh ADHI bersama beberapa BUMN serta Kementerian Perhubungan, PUPR dan Kementerian BUMN untuk kelahiran sebuah infrastruktur kereta perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan. 

Adhi Karya pun tengah mengerjakan dua megaproyek transportasi kereta api lainnya yaitu MRT Jakarta CP 201 senilai Rp4,0 triliun dan CP 202 senilai Rp2,8 triliun dan dalam skala regional telah dipercaya membangun sarana kereta Kota Manila, Filipina dengan total nilai kontrak untuk porsi ADHI sebesar Rp3,7 triliun.

 

Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 18,8 Triliun hingga Juli 2023

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 18,8 triliun hingga Juli 2023. Raihan itu tumbuh sebesar 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 15,3 triliun.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan, kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Juli 2023 didominasi oleh lini Engineering & Construction sebesar 92 persen, Properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

"Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 48 persen, Perkeretaapian 20 persen, Gedung 14 persen, Sumber Daya Air 9 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya," beber Farid dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/8/2023).

Beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI hingga Juli 2023 antara lain proyek perkeretaapian North-South Commuter Railway CP S-03C di Filipina, Water Treatment Plant di Palembang, Pengaman Pantai Cilacap, dan Gedung Biofarma.

"Skema pembayaran proyek-proyek ADHI sebagian besar melalui progress payment sebesar 90 persen. Dengan mendapatkan pembayaran yang terjadwal, diharapkan dapat mengoptimalkan arus kas Perusahaan," imbuh Farid.

Untuk tahun ini, perseroan mematok target raihan kontrak sebesar Rp 27 triliun hingga akhir tahun, atau tumbuh sekitar 10-15 persen dibandingkan raihan kontrak pada 2022.

Dalam mencapai target kinerja itu, Adhi Karya menerapkan operational excellence untuk memaksimalkan produktivitas pada proyek-proyek on hand yang dimiliki. Selain itu ADHI bersikap prudent dalam pemilihan setiap proyek baru dan disiplin cashflow dengan penerapan skema pendanaan yang sesuai dengan profil proyek.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya