Dow Susut Hampir 300 Poin, S&P 500 dan Nasdaq Ikut Melemah

Rata-rata indeks Industri Dow Jones turun 288,87 poin atau sebesar 0,83% menjadi 34.618,24.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Sep 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 07:00 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Amerika Serikat melemah karena investor mengakhiri pekan yang bergejolak menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Rata-rata indeks Industri Dow Jones turun 288,87 poin atau sebesar 0,83% menjadi 34.618,24. Pada titik terendahnya, indeks tersebut sepenuhnya menghapus reli 332 poin pada hari Kamis. S&P 500 lebih rendah 1,22% menjadi 4.450,32. Komposit Nasdaq turun 1,56% menjadi 13.708,33.

Meski demikian, Dow menutup minggu dengan kondisi positif, naik 0,12%. Namun, S&P 500 dan Nasdaq sama-sama mengalami kerugian selama dua minggu berturut-turut, masing-masing lebih rendah sebesar 0,16% dan 0,39%.

Teknologi informasi adalah sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500, turun hampir 2%. Saham Adobe tercatat turun lebih dari 4% sehari setelah perusahaan perangkat lunak itu membukukan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Saham Arm Holdings lebih rendah sebesar 4,2% satu hari setelah debut publiknya yang sukses.

Saham otomotif General Motors dan Stellantis N.V. naik, sementara Ford melemah. Ini di tengah ribuan anggota United Auto Workers melakukan pemogokan setelah gagal mencapai kesepakatan dengan produsen mobil pada Kamis malam.

Di tempat lain, saham Lennar turun 2,5%. Perusahaan konstruksi rumah tersebut membukukan hasil kuartal ketiga. Dari sisi ekonomi, survei sentimen konsumen yang dilakukan Universitas Michigan menunjukkan ekspektasi inflasi satu tahun turun menjadi 3,1% pada bulan September, merupakan level terendah sejak Januari 2021.

Selain itu, perkiraan inflasi lima tahun juga turun menjadi 2,7%, setara dengan level terendah sejak Desember 2020.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Ekonomi

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Wall Street menganalisis serangkaian data ekonomi yang beragam menjelang keputusan kebijakan The Fed, yang akan diumumkan pada 20 September.

Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada minggu depan, namun para pedagang akan mencari wawasan tentang bagaimana pemikiran para pembuat kebijakan. tentang inflasi dari sini.

Pada hari Kamis, indeks harga produsen bulan Agustus menunjukkan PPI inti terkendali pada bulan lalu, meskipun angka utama naik lebih dari perkiraan.

Sementara itu, indeks harga konsumen bulan Agustus menunjukkan CPI inti sedikit lebih tinggi dari perkiraan secara bulanan.

“Ada antusiasme investor awal terhadap data inflasi yang tidak terlalu jauh dari ekspektasi. Di satu sisi, data inflasi lebih baik dari perkiraan, namun investor mengabaikan hal tersebut awal pekan ini karena berpikir bahwa The Fed tidak akan cenderung menaikkan suku bunga lagi minggu depan, berdasarkan data inflasi bulan Agustus,” kata Greg Bassuk dari AXS Investments.

“Tetapi saya pikir setelah mencerna data ekonomi tambahan yang keluar, serta tekanan geopolitik yang sedang berlangsung dan perkembangan lainnya, saat ini kita melihat investor mundur dan mengambil jeda,” tambah Bassuk.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya