Alasan BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Pelaksana Emisi IPO Terang Dunia Internusa

Direktur Investment Banking Capital Market BRIDS, Kevin Praharyawan, mengungkapkan UNTD merupakan salah satu pioneer dalam industri sepeda di Indonesia yang terus berinovasi dan berkembang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jan 2024, 10:20 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 10:20 WIB
Alasan BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Pelaksana Emisi IPO Terang Dunia Internusa
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) ditunjuk sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) aksi penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). (Liputan6.com/HO)

Liputan6.com, Jakarta - BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) ditunjuk sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) aksi penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD).

Dalam penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) ini, PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) menawarkan harga penawaran Rp 170 hingga Rp 240 per saham, dengan peluang meraih dana segar hingga Rp 400 miliar.

Direktur Investment Banking Capital Market BRIDS, Kevin Praharyawan, mengungkapkan PT Terang Dunia Internusa Tbk merupakan salah satu pioneer dalam industri sepeda di Indonesia yang terus berinovasi dan berkembang hingga kini memiliki produk e-Moped dan e-Motor. Dengan pengalaman tersebut UNTD dapat memproduksi produk yang berkualitas dan secara konsisten menunjukkan track record yang baik di industrinya.

"Menjadi salah satu underwriter IPO UNTD juga merupakan bentuk dukungan BRIDS terhadap UNTD untuk memajukan perkembangan green economy (ekonomi hijau) di Indonesia,” kata Kevin dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (19/1/2024).

UNTD, yang dikenal sebagai produsen merek 'United', merupakan produsen sepeda, sepeda listrik, e-Moped, e-Motor atau sepeda motor listrik, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, dan memiliki berbagai keunggulan kompetitif seperti jaringan distribusi luas yang tersebar di Indonesia melalui 490 dealers, produk yang berkualitas dengan harga terjangkau, potensi pertumbuhan yang kuat, serta mendapatkan dukungan Pemerintah untuk industri electric vehicle.  

"Track record UNTD yang baik tersebut terbukti dari kinerja keuangan Perseroan sampai dengan Juli 2023 yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 479,7 miliar, margin laba kotor sebesar 22,9 persen, serta return of equity (ROE) sebesar 21,4 persen," imbuh Kevin.

UNTD akan melepas sebanyak 25 persen dari modal yang disetor setelah penawaran umum perdana saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 saham dengan nominal Rp 25 per saham.

Para investor dapat menyampaikan minatnya melalui e-IPO (https://e-ipo.co.id) sepanjang masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 11-22 Januari 2024. Sedangkan masa penawaran umum direncanakan berlangsung pada 1-5 Februari 2024. UNTD diperkirakan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2024.

 

 

BRI Danareksa Sekuritas Bakal Bawa 5 Perusahaan IPO pada 2024

Maksimalkan Potensi di Pasar Modal, Kalangan Milenial Perlu Tingkatkan Literasi Keuangan
BRI Danareksa Sekuritas.

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan paling tidak lima perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024. Salah satunya adalah produsen sepeda dan motor listrik United Bike.

Managing Director BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan menuturkan, pihaknya menargetkan bisa memboyong lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Salah satu perusahaan yang hendak IPO adalah PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). Rencananya, pencatatan saham Terang Dunia Internusa dilakukan pada 7 Februari 2024.

Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas bakal mengantarkan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, sumber daya alam (natural resources), hingga teknologi dalam beberapa waktu mendatang.

Sayangnya, Kevin belum bisa menjelaskan lebih rinci mengenai perusahaan yang akan menggalang dana di pasar modal Indonesia pada 2024. Namun, yang pasti BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen untuk membawa IPO berkualitas ke BEI.

"Ya kita memang paling tidak ada mungkin sekitar lima (perusahaan untuk IPO)," ujar Kevin saat ditemui di Jakarta, ditulis Minggu (14/1/2024).

Dia bilang, penggalangan dana di pasar modal melalui skema IPO bakal bergairah pada 2024. Ini mengingat, terdapat sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi kondisi pasar modal pada tahun ini.

Misalnya, pemilihan umum (pemilu) yang diperkirakan bakal berjalan lancar, suku bunga juga diprediksi bakal turun pada semester II 2024, PDB Indonesia pun diproyeksikan di atas 5%. "Itu akan jadi sentimen positif terhadap tren pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depannya," ujar dia. 

 

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

 

 

BEI Cetak Rekor IPO Terbanyak ke-6 di Dunia

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian mengesankan sepanjang 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO terbanyak ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.

"Kalau dari jumlah IPO di Indonesia untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6 persen dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (30/12/2023).

Secara global, terdapat 1.298 IPO pada 2023. Posisi Indonesia tepat berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen dari IPO global.

Di urutan pertama, ada bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen dari total IPO.Kemudian posisi ketiga ada bursa AS dengan 105 IPO atau setara 8 persen dari total IPO global, serta Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang berhasil dihimpun lewat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Indonesia berada di posisi ke-9 dengan raihan USD 3,6 miliar. Capaian itu setara 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dari IPO global yang mencapai USD 123,3 miliar.

Sepanjang 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun.

"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023. "Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," imbuh Iman.

Jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah mencapai 903 emiten sampai dengan saat ini. Jumlah tersebut tumbuh 9,3 persen ytd. Menempati posisi kedua terbesar di kawasan Asen setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya