Bursa Asia Kembali Perkasa, Yen Ambruk ke Posisi Terendah dalam 24 Tahun

Yen Jepang melemah ke level terendah baru dalam 34 tahun terhadap dolar AS pada Selasa pagi, mencapai 154,85 terhadap greenback.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Apr 2024, 08:46 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 08:46 WIB
Bursa Asia
Penguatan Bursa Asia ini melanjutkan kenaikan yang telah dibukukan pada perdagangan Senin kemarin. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik atau biasa disebut dengan Bursa Asia kembali menghijau pada perdagangan Selasa ini. Penguatan Bursa Asia ini melanjutkan kenaikan yang telah dibukukan pada perdagangan Senin kemarin.

Investor tengah menanti sejumlah data aktivitas bisnis yang akan diumumkan oleh Australia, Jepang dan India.

Angka dari S&P Global menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian gabungan Australia mencapai angka tertinggi dalam dua tahun terakhir, yakni sebesar 53,6 dibandingkan dengan angka di bulan Maret sebesar 53,3.

Sedangkan Angka Purchasing Managers Index (PMI) Jepang dan India akan dirilis pada Selasa malam.

Mengutip CNBC, Selasa (23/42024), Indeks S&P/ASX 200 Australia memulai hari dengan kenaikan 0,32% setelah rilis PMI.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,8% pada pembukaan, sedangkan Topix berbasis luas naik 0,66%.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,2%, dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 0,62%.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 16.681, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 16.511,69.

Nilai Tukar Yen Sentuh Level Terendah dalam 24 Tahun

Yen Jepang melemah ke level terendah baru dalam 34 tahun terhadap dolar AS pada Selasa pagi, mencapai 154,85 terhadap greenback.

Ini merupakan nilai terlemah mata uang ini sejak pertengahan tahun 1990an, meskipun telah menguat sedikit ke 154,74 pada pukul 09:18 waktu Tokyo.

Mata uang ini akan diawasi oleh Bank of Japan pada pertemuan hari Jumat, meskipun bank sentral belum mengumumkan tingkat intervensi yang akan dilakukan.

Wall Street Menguat

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin, setelah pekan sebelumnya mengalami tekanan yang cukup tinggi.

saham-saham teknologi rebound dan ketegangan di Timur Tengah mereda. Para pelaku pasar tengah menantikan rilis pendapatan besar.

The Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 253,58 poin atau 0,67% dan ditutup pada 38.239,98. S&P 500 diperdagangkan 0,87% lebih tinggi untuk menyelesaikan sesi di 5.010,60, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,11% menjadi 15.451,31.

Baik S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri penurunan enam hari berturut-turut.

Saham Nvidia, perusahaan pembuat chip dan kecerdasan buatan naik 4.4%, memantul dari aksi jual hampir 14% minggu lalu, yang terburuk sejak September 2022. Sedangkan saham Arm Holdings juga rebound hampir 7% pada hari Senin.

Harga minyak mentah AS merosot setelah Iran mengatakan tidak akan meningkatkan konflik dengan Israel. Investor khawatir harga minyak yang lebih tinggi dapat berkontribusi terhadap inflasi, sehingga menyebabkan Federal Reserve menunda pemotongan suku bunga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya