Wall Street Cetak Rekor Baru, Dow Jones Tembus 40.000

Dow Jones naik 247,15 poin atau 0,62% dan berakhir pada level 40.000,90. Selama sesi perdagangan, indeks 30 saham blue-chip ini naik sentuh level tertinggi baru sepanjang masa di 40.257,24.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Jul 2024, 17:35 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2024, 17:35 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - The Dow Jones Industrial Average (DJIA), yang merupakan indeks acuan di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat. Kenaikan Dow Jones ini didukung oleh saham Home Depot dan Caterpillar.

Investor Wall Street memang mulai mengoleksi sejumlah saham di luar sektor teknologi yang sejak awal bulan ini menjadi pemimpin kenaikan di pasar saham AS.

Dow Jones naik 247,15 poin atau 0,62% dan berakhir pada level 40.000,90. Selama sesi perdagangan, indeks 30 saham blue-chip ini naik sentuh level tertinggi baru sepanjang masa di 40.257,24. Ini adalah pertama kalinya angka tersebut berada di atas 40.000 sejak mencapai angka tersebut pada akhir Mei.

Saham Home Depot bertambah 1,7% sehingga kenaikan minggu ini menjadi 7,5%. saham Caterpilla menambahkan hampir 1,4% pada siang hari.

Sedangkan indeks acuan lainnya yaitu S&P 500juga naik sebesar 0,55% dan ditutup pada 5.615,35. Untuk indeks Nasdaq naik 0,63% dan berakhir pada 18.398,45.

Selama perdagangan sehari sebelumnya atau kamis, S&P 500 mencatat kinerja terburuknya sejak akhir April karena investor melakukan aksi jual saham teknologi besar, mendorong Nvidia anjlok 5,6%.

Pada perdagangan Jumat, investor membanjiri saham-saham Dow Jones dengan harapan perlambatan inflasi akan diikuti oleh penurunan suku bunga Federal Reserve pada September.

 

Dow Jones naik 1,6% untuk minggu ini. Katalisnya adalah laporan hari Kamis yang menunjukkan indeks harga konsumen turun 0,1% di Juni.

 

“Kisah pertumbuhan AI yang luar biasa telah memakan banyak waktu, namun ini bukan satu-satunya kisah yang terjadi di pasar,” kata analis global TradeStation David Russell dikutip dari CNBC, Sabtu (13/6/2024).

“Kesaksian Powell minggu ini dan laporan CPI mengingatkan investor bahwa katalis lain dapat mendorong. Hal ini terutama berlaku untuk sektor seperti utilitas, yang muncul sebagai permainan AI pada awal tahun ini dan sekarang berpotensi mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga.” tambah dia.

 

Sektor Perbankan

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Bursa saham AS tetap menguat meskipun saham sejumlah bank melemah dampak kinerja tak sesuai ekspektasi pada kuartal II 2024. saham JP Morgan turun 1,2% bahkan ketika bank tersebut membukukan pendapatan kuartal II lebih tinggi dari ekspektasi Wall Street.

Saham Citi merosot 1,8% meskipun mengalahkan garis atas dan bawah prekdiksi kinerja pada kuartal II. Sedangkan saham Wells Fargo anjlok 6% setelah bank tersebut mengatakan pendapatan bunga bersih, ukuran utama profitabilitas bank, jauh dari ekspektasi pada kuartal II.

Pembacaan inflasi grosir sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat, namun Wall Street sebagian besar mengabaikan angka-angka tersebut setelah laporan harga konsumen yang lebih penting pada hari Kamis menunjukkan perlambatan inflasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya