Liputan6.com, Jakarta Ada banyak pihak yang mempertanyakan mengapa Najwa Shihab seolah tak bersuara kala revisi UU TNI akhirnya disahkan DPR RI hingga memantik gelombang protes masyarakat Indonesia, pekan ini.
Padahal tahun lalu, tuan rumah Mata Najwa salah satu yang lantang menyuarakan Pemerintahan Darurat dengan menyalakan simbol Garuda Biru. Kini, Najwa Shihab bersuara merespons pergerakan mahasiswa mendemo pengesahan Revisi UU TNI.
Baca Juga
Ia mengunggah cuplikan video kala menghadiri Ramadan Public Lecture di Masjid UGM Yogyakarta, 20 Maret 2025. Hari yang sama, mahasiswa turun ke jalan mengkritik pengesahan UU TNI oleh DPR RI.
Advertisement
“Agak berat malam ini karena rasa-rasanya memang awan mendung berada tepat di atas kepala,” kata Najwa Shihab, lewat cuplikan video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi, Sabtu (22/3/3035).
Ketika Kritik Dianggap Tak Perlu
Karenanya Najwa Shihab mengajak berbagai pihak untuk tak berhenti menyuarakan keresahan atas kondisi bangsa. Turun ke jalan hanya salah satu cara untuk mengekspresikan kepedulian. Kritik dalam proses demokrasi sangat penting.
“Ketika kritikan dianggap tidak perlu, itu berusaha dikecilkan, sehingga kita juga kecil hati dan merasa ‘Untuk apa bersuara?’ Padahal sesungguhnya kita tahu walaupun tidak diakui, suara-suara itu amat sangat didengar,” ia menyambung.
Advertisement
Sekali Lagi, Cinta Tanah Air
Dalam unggahan berikutnya, Najwa Shihab menyinggung nasionalisme wajib menampung rasa sayang yang pahit dan cinta yang resah. Inilah potret wajah Indonesia belakangan ini.
“Sekali lagi cinta Tanah Air itu juga harus bisa menampung rasa sayang yang mungkin terasa pahit, dan cinta yang mungkin terasa getir. Dan mungkin itu yang kita alami hari ini,” Najwa Shihab menyambung.
Kecewa Artinya Masih Peduli
Setelahnya, ia mengajak masyarakat mengartikan kembali kata mencintai dan patriotisme. Banyak yang belakangan kecewa, khususnya anak muda, hingga menyalakan tagar Kabur Aja Dulu. Menurut Najwa Shihab, kecewa pun bentuk kepedulian dan cinta.
“Ketika kita kecewa artinya kita masih peduli. Ketika kita meluapkan keresahan kegalauan, itu artinya kita masih mau ada perbaikan. Sudah tidak mau lagi melakukan sesuatu itu artinya sudah putus asa,” ia mengakhiri.
Advertisement
