Jurus Jitu SCTV Gaet Penonton di Indonesia

SCTV pun mencoba memetakan penonton dari segi konten maupun jadwal siaran supaya mendapatkan rating yang bagus.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 07 Nov 2019, 12:51 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 12:51 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kegiatan Emtek Goes to Campus 2019 di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (7/11/2019). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Deputy Director Programming SCTV, David Suwarto menjabarkan sejumlah jurus jitu untuk menggaet penonton emak-emak di Indonesia dalam kegiatan Emtek Goest to Campu 2019 di Surabaya, Jawa Timur.

Dia menuturkan, berdasarkan hasil survei, penonton televisi di Indonesia saat ini cenderung lebih menyukai siaran televisi yang menyajikan beragam konten siaran. Kemudian dari situ SCTV mencoba memetakan penonton dari segi konten maupun jadwal siaran supaya mendapatkan rating yang bagus.

"SCTV menyediakan konten film action seperti sinetron anak langit," tutur dia di acara Emtek Goes to Campus 2019 di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (7/11/2019).

Selain itu, SCTV juga menyajikan konten film perselingkuhan maupun percintaan seperti sinetron Orang Ketiga dan Cinta Karena Cinta. "Ketika ibu - ibu menonton sinetron orang, ketiga bisa jadi ketika suaminya sering pulang malam akan muncul dibenaknya seperti gambaran di sinetron orang ketiga. Dan SCTV juga sering memakai judul cinta disetiap sinetron," ujar dia.

Tidak hanya sinetron, SCTV juga menyiarkan berita tentang pernikahan artis - artis maupun pemakaman tokoh - tokoh terkenal serta memutar film Indonesia yang populer.

"Kita sering menyajikan berita tentang pernikahan seperti Syahrini, dan pemakaman tokoh nasional terkenal seperti BJ Habibie. SCTV juga memutar film Dilan dan sukses merebut 27 persen penonton di Indonesia," ucapnya.

Selain itu, SCTV juga akan fokus menjual konten film maupun sinetron Indonesia ke dunia karena berdasarkan perbandingan pembuatan sinetron di Indonesia dan Korea adalah produksi pembuatan film di Korea biayanya lima kali lipat dari Indonesia.

"Jadi kami ingin menyasar pasar sinetron di dunia dengan pembuatan sinetron Korea di Indonesia," ujar dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Panji Pragiwaksono Berbagi Cerita di EGTC 2019 di Surabaya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kegiatan EGTC 2019 di Universitas Negeri Surabaya pada Kamis,7 November 2019 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Panji Pragiwaksono, komika ternama di Indonesia membagikan cerita perjalanan hidupnya menjadi standup comedy hingga sutradara di Emtek Goes to Campus 2019, di gedung Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis, 7 November 2019.

Panji menceritakan, dirinya mulai dari SMP sudah senang bercanda. Kalau teman - teman di rumah, dia sering bercanda hingga membuat semua orang ketawa. "Hobi melucu itu juga berlangsung hingga mahasiswa dan itu saya niatkan," tutur Panji. 

Panji juga mengaku, dia sering membaca buku untuk bahan standup comedy, mulai dari buku agama hingga sejarah. "Tapi yang paling banyak bahan atau materi standup comedy saya dapat dari pengalaman," kata dia. 

Saat mendapatkan pertanyaan dari peserta EGTC 2019, mengenai komedian itu didapat dari faktor gen atau bakat, Panji menjawab bakat. "Bakat ada faktornya, tapi kerja keras itu yang berpengaruh besar, karena kerja keras itu mengalah bakat," ucapnya. 

Pertanyaan selanjutnya adalah apa jurus jitu mempertahankan kompetensi atau kualitas standup comedy di tengah banyaknya komika di Indonesia, Panji mengatakan harus mempunyai personal branding. "Harus mempertahankan karakter personal branding, apapun pekerjaannya harus mempunyai karakter," ujarnya. 

Panji pun menuturkan, kalau komika hanya menghibur. Oleh karena itu, jangan menonton standup comedy karena komika hanya menghibur.

"Tapi di dalam standup comedy juga ada muatan majas seperti hiperbola, personifikasi, dan lain - lain," tutur dia.

Ia juga membeberkan alasan memilih mencoba menjadi sutradara setelah mendapat pertanyaan dari peserta EGTC 2019 di Unesa. Panji mengaku, dirinya suka mendongeng sejak dan suka membuat dongeng dan kebetulan ada yang menawari jadi sutradara. 

"Akhirnya saya ambil kesempatan itu karena sekecil apapun peluangnya, selalu saya ambil kesempatan itu," kata dia.

Selain itu, pria kelahiran 1979 ini menuturkan, kalau sutradara bukan cita-citanya sejak kecil. Ia menuturkan, kalau menjajaki profesi sutradara karena melihat teman-teman standup comedy seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa.

"Sebenarnya cita - cita saya sejak dari kecil adalah ingin menjadi astronot karena saya ingin melihat alien," ujar Panji. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya