Pemkot Surabaya Tiadakan Car Free Day hingga 2021

Pemkot Surabaya meniadakan Car Free Day (CFD) hingga 2021 untuk menjaga kesehatan masyarakat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Sep 2020, 16:28 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 16:28 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Car free day di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), meniadakan Car Free Day (CFD) hingga 2021.

"Mengingat kondisi saat ini masih dalam masa pandemi, untuk kegiatan CFD di Surabaya ditiadakan sampai tahun depan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi, Senin (21/9/2020).

Ia mengatakan, ada gelaran Pilwali Surabaya, CFD juga ditiadakan karena khawatir disalah gunakan untuk kegiatan massa politik.

Ia menambahkan, CFD pasti banyak berkerumun orang yang rentan dengan penyebaran virus. Di sisi lain status Surabaya sudah oranye atau sedang untuk  risiko penyebaran kasus COVID-19. Oleh karena itu, pihaknya hentikan dahulu kegiatan CFD di Taman Bungkul, Surabaya.

Eko Agus menuturkan, saat ini memang sudah off kegiatan CFD di Taman Bungkul. Pihaknya, masih koordinasi dengan dinas-dinas terkait, termasuk Kepolisian agar kegiatan CFD setop sampai tahun depan.

"Jadi demi menjaga kesehatan masyarakat, kami setop kegiatan CFD," ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya tiadakan sementara CFD dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan pada 13 Maret 2020. Rapat itu dihadiri Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging RSUD dr Soetomo, OPD terkait, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak, TNI dan para camat. Langkah tersebut untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dinkes Surabaya Gelar Tes Dadakan di Taman Apsari, 19 Warga Reaktif COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pemkot Surabaya menggelar rapid test atau tes cepat COVID-19 di Taman Apsari. (Foto: Dok Istimewa)

Sebelumnya, 19 dari 456 orang dinyatakan reaktif pada saat digelar rapid test COVID-19 mendadak di Taman Apsari atau depan Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu malam, 19 September 2020.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menuturkan, selama tiga setengah jam berada di area Taman Apsari itu, pihaknya berhasil rapid test atau tes cepat kepada 456 orang dengan rincian 355 orang adalah warga dengan KTP Surabaya dan 101 warga lainnya merupakan warga luar Surabaya.

"Untuk hasil keseluruhannya, 437 orang mendapatkan hasil non reaktif dan 19 orang lainnya reaktif," katanya, Minggu, 20 September 2020, dilansir dari Antara.

Febria menjelaskan setelah diketahui hasilnya reaktif, 19 orang tersebut langsung dilakukan swab atau tes usap di lokasi. Selain itu, ia menyebut, saat ini mereka melakukan isolasi mandiri hingga hasil swab tersebut dinyatakan keluar.

"Untuk hasilnya hari ini keluar. Mudah-mudahan hasilnya negatif semua," ujarnya di Surabaya.

Namun begitu, ia menegaskan saat inspeksi mendadak (sidak), sebenarnya ia telah mempersiapkan sebanyak 1.000 tes cepat COVID-19. Akan tetapi, pada malam itu, warga yang berada di lokasi tidak mencapai seribu orang.

Rapid tes yang digelar secara mendadak ini bertujuan sebagai langkah mengetahui kondisi warga lebih awal. "Semua ini kami lakukan untuk mendeteksi dini. Jika ditemukan warga atau pasien yang terkonfirmasi, maka kami bisa tangani secepatnya," ujarnya.

Terlepas dari semua itu, ia juga menjelaskan tentang angka kesembuhan yang justru terus meningkat pesat dari hari ke hari. Menurut dia, hal ini merupakan bukti nyata keberhasilan Pemkot Surabaya dalam mengatasi persoalan COVID-19.

Berdasarkan data hingga Sabtu, 19 September 2020, jumlah kumulatif pasien yang sembuh sudah mencapai 11.520 pasien atau 85,16 persen dari angka kumulatif terkonfirmasi berjumlah 13.527 kasus.

"Untuk hari ini ada 150 orang yang dinyatakan sembuh," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya