Balita 3 Tahun di Kediri Tewas Dianiaya Orangtuanya, Alami Pendarahan di Kepala

Orang tua korban berinisial TA dan NO. TA merupakan ayah sambung dari korban. Mereka baru menikah awal Januari 2024 dan AF baru diajak pindah ke rumah TA pada Februari 2024.

oleh Tim Regional diperbarui 26 Jun 2024, 08:03 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 08:03 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)
Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)

 

Liputan6.com, Kediri - Balita umur tiga tahun berinisial AF, di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, tewas usai dianiaya oleh orangtuanya sendiri.

"Kami masih selidiki kasus ini. Ada luka di bagian kepala, badan, namun untuk detailnya belum," kata Kasatserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Fauzy Pratama di Kediri, Selasa 25 Juni 2024.

Kasus tersebut terbongkar berawal dari laporan kakek korban yakni Suyono. Selama ini, Suyono tinggal di Nganjuk sedangkan orangtua korban dan korban tinggal di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Orang tua balita berinisial TA dan NO. TA merupakan ayah sambung dari korban. Mereka baru menikah awal Januari 2024 dan AF baru diajak pindah ke rumah TA pada Februari 2024.

Kedua orang tua korban datang ke Nganjuk pada Senin (24/6) tanpa mengajak cucunya. Saat itu, sempat ditanya hingga tiga kali dan kemudian dijawab jika AF sudah meninggal dunia pada Sabtu (22/6) dan jenazahnya dikubur di sebelah rumah.

Kakek korban kemudian ke Kediri dan melaporkan hal ini ke perangkat desa dan polisi. Kemudian, polisi ke lokasi dan melakukan pencarian makam korban hingga kemudian ditemukan.

Ia mengatakan, petugas juga melakukan pemeriksaan kepada jenazah dan diketahui ada pendarahan di bagian kepala yang diakibatkan kekerasan benda tumpul.

Pihaknya juga sudah menahan kedua orangtua korban terkait dengan temuan jenazah korban yang masih berusia tiga tahun tersebut. Kepada polisi, mereka mengatakan jika kesal dengan sikap anak tersebut sehingga memicu mereka melakukan kekerasan pada korban.

 

 

Jasad Diautopsi

Dirinya menambahkan, korban dianiaya hingga tidak sadar. Mereka sempat memberikan pertolongan pada korban namun korban tidak juga sadar hingga kemudian diambil kesimpulan bocah tersebut meninggal dunia sehingga dikuburkan.

"Setelah pelaku ambil kesimpulan anak tidak bernyawa, dilakukan tindakan untuk menguburkan," ujar dia.

Pihaknya juga menduga penganiayaan beberapa kali dilakukan di waktu yang berbeda termasuk yang hingga menyebabkan kematian pada korban.

"Dua-duanya ada peran masing-masing. Untuk skala mana yang menyebabkan kematian korban, kami belum tahu," kata dia.

Sementara itu, kakek korban, Suyono menyesalkan dengan kejadian itu. Ia sedih sebab cucunya meninggal dunia dan dimakamkan tidak sebagaimana mestinya. Untuk itu, ia sudah meminta polisi untuk mengizinkan memakamkan cucunya di Nganjuk.

"Keluarga mau membawa ke Nganjuk. Penting saya bawa pulang," kata Suyono.

Hingga kini, kedua orangtua korban masih diperiksa polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sedangkan lokasi tempat korban awalnya dimakamkan dipasang garis polisi, sehingga yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Jenazah korban juga masih di RS Bhayangkara Kediri, untuk autopsi.

Infografis Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya