Liputan6.com, Jakarta - GoPro tampaknya semakin serius memperbaiki salah satu kekurangan pada produk besutannya, yakni kemampuan editor video. Hal ini diketahui setelah GoPro resmi mengakuisisi dua perusahaan startup, yaitu Stupeflix dan Vemory.
Keduanya merupakan perusahaan pengembang aplikasi yang memang bergerak di bidang edit video. Stupeflix merupakan perusahaan di balik aplikasi Replay, dan Vemory adalah pengembang aplikasi Splice.
Untuk membeli dua perusahaan tersebut, GoPro menghabiskan dana US$ 105 juta atau sekitar Rp 1,4 trilun, baik dalam bentuk tunai maupun saham.
Selain itu, nantinya pegawai di masing-masing perusahaan akan masuk ke bagian dari tim GoPro. Masing-masing pegawai tersebut masih akan ditempatkan di lokasi pekerjaaan saat ini, yaitu Paris dan Austin.
Baca Juga
"Splice, Replay, dan GoPro akan bekerja sama untuk memberikan pada pengguna pengalaman editing mobile yang paling cepat dan paling mengasyikkan," ujar CEO dan pendiri GoPro, Nicholas Woodman, seperti dikutip dari laman International Business Times, Selasa (2/3/2016).
Sebagai informasi, Splice sendiri lebih dikenal sebagai aplikasi edit film dengan banyak fitur klasik, tapi memiliki ukuran yang tergolong kecil. Sementara Replay merupakan aplikasi yang memiliki fungsi editor dengan berbagai pilihan transisi dan musik.
Kedua aplikasi ini akan muncul pertama kali pada platform iOS, baru setelah itu akan muncul secara bertahap untuk platform Andorid. GoPro juga memastikan bahwa tim di setiap aplikasi akan ditetapkan sama secara struktural.
Keputusan GoPro melakukan akuisisi ini menurut beberapa pihak tidak semata-mata untuk memperbaiki kemampuan editing video, tapi sekaligus mendorong pertumbuhan penjualan. Sebab, dari laporan tahun lalu, pendapatan GoPro turun sekitar 30 persen. Untuk itu, dengan pembelian ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan.Â
(Dam/Cas)