Liputan6.com, Jakarta - Sosok istri Bill Gates, Melinda Gates, kini tengah menjadi sorotan. Alasannya, wanita dari istri orang terkaya di dunia itu diam-diam menyempatkan diri untuk berkunjung ke banyak negara, sebagai bagian dari program yayasan filantropi yang didirikan bersama Bill Gates, yakni Bill and Melinda Gates Foundation.
Yayasan itu kini menjadi salah satu badan amal swasta terbesar di dunia dengan cita-cita mulia, membantu banyak orang di dunia. Untuk membantu lebih banyak orang, Melinda tak menampik, baik dirinya dan Gates begitu memerhatikan data dari masalah yang ingin diatasi. Melalui data, keduanya dapat menentukan langkah selanjutnya.
"Hal luar biasa yang telah kami lakukan adalah ikut menurunkan jumlah kematian anak-anak di bawah usia lima tahun. Proses itu mungkin dengan memberikan vaksin dan menggunakan kelambu untuk malaria," ujarnya seperti dikutip dari CBS News, Kamis (23/3/2017).
Advertisement
Ia juga mengatakan tengah berupaya untuk terus menekan angka penderita polio di seluruh dunia.
Komunikasi, menurut Melissa, juga menjadi hal penting dalam mendorong program yayasannya. Ia menuturkan, selepas dari berkunjung ke berbagai wilayah, orang pertama yang akan dihubungi adalah suaminya, Bill Gates.
Selain menceritakan mengenai sebuah wilayah, dengan cara itu keduanya bisa saling bertukar ide untuk menentukan hal yang dapat diperbuat.Â
Baca Juga
"Jadi, apa yang dapat kami lakukan? Bagaimana kami dapat membuatnya lebih baik? Apakah kami benar-benar mengetahui hasil yang didapatkan, termasuk apakah sesuai dengan data yang kami butuhkan. Pertanyaan itu yang kerap meluncur," ujarnya.
Tak hanya mengatasi masalah masyarakat dunia, Melissa ternyata juga menaruh perhatian pada pembangunan domestik di wilayah Amerika Serikat. Ia menuturkan, yayasan tersebut fokus pada peningkatan sekolah negeri dengan berinvestasi dan mempromosikan standar edukasi.
Namun, tujuan Melinda dengan mendirikan yayasan pada tahun 2000 ini bukan berarti tak memiliki masalah. Hal itu dirasakan Melinda ketika ia memutuskan untuk muncul ke publik dalam lima tahun terakhir. Mengawali kisah untuk tampil di publik pertama kali, wanita berusia 52 tahun ini mengangkat masalah kontrasepsi.
Pilihan itu ternyata menyulut kontroversi dari banyak pihak. Kendati demikian, ia tak bergeming pada keputusannya untuk mendorong penggunaan alat kontrasepsi. Atas dasar itu pula ia kembali menyambangi Indonesia pada 21-23 Maret 2017.
Ibu dari tiga orang anak ini tertarik untuk mempelajari keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Indoensia.
Ia menilai, Indonesia memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu negara paling sukses dalam program KB di dunia. Bersama Bill Gates, ia juga mendorong pemanfaatan bakteri Wolbachia untuk mengurangi ancaman demam berdarah.Â
(Dam/Isk)