Liputan6.com, Jakarta - Aktivis kemanusiaan, Hening Parlan, membagikan kisahnya ketika menggunakan layanan Gojek.
Perempuan yang aktif di lembaga Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMS) itu melalui akun Facebook pribadinya bercerita tentang perjalanannya naik Gojek ke Cikini, Jakarta Pusat dari Kawasan Manggala Wanabakti, Senayan, pada Senin (2/11/2019) sore kemarin.
"Kutuliskan agar jemput di depan Bank Mandiri. Dan jawabnya: ‘siap.’ Tak lama, ada balasan; ‘saya sudah di depan Bank Mandiri," ujar Hening membuka kisahnya.
Advertisement
Baca Juga
Hening menyapa sang mitra Gojek sesampainya di titik penjemputan. Mitra Gojek bernama Azis Setiana itu menjawab sapaan Hening, tetapi tidak terlalu jelas.
"Dia mengarahkan tangannya agar saya duduk. Setelah saya duduk ia menoleh ke saya dan bicara dengan bahasa isyarat yang saya tangkap bahwa ia bilang ia tidak bisa mendengar dan bicara," kata Hening melanjutkan ceritanya.
Kemudian Hening pun tersenyum sembari mengangkat jempol dan mengangguk, tanda bahwa Hening memahami maksud Azis.
"Kami pun jalan ke arah Cikini. Dan tahu nggak sih, sepanjang jalan itu saya mewek (menangis) karena terharu," tutur Hening.
Sehari Jelang Hari Disabilitas Internasional
Terlebih, kata Hening, pengalaman itu ia rasakan sehari menjelang Hari Disabilitas Internasional pada Selasa (3/12/2019).
"Kebetulan saya memang bergerak di isu-isu kemanusiaan, jadi saya perhatikan soal-soal seperti itu. Salut buat Gojek yang mau menerima pengemudi yang berkebutuhan khusus, jadi kita harus apresiasi Gojek," ucap Hening yang juga aktif di PP Aisyiyah.
Hening menilai, mencari nafkah merupakan hak semua orang dan oleh sebab itu, Hening meminta semua pihak untuk berempati. Termasuk dalam konteks konsumen dengan mitra Gojek, hal itu bisa diwujudkan dengan saling berempati dan pengertian.
"Jangan membatalkan sepihak, marah-marah karena telat, pesanan makanan dibatalkan tanpa sebab, dan sebagainya. Karena kita tidak tahu kondisi mereka bagaimana,” kata Hening.
Hening juga berpesan kepada mitra Gojek penyandang disabilitas seperti Azis supaya tetap bersemangat.
"Kita semua manusia punya takdir yang tidak sama. Harus melihat ke depan dengan positif. Apalagi yang beruntung diberikan kesehatan dan kelebihan lainnya ya. Harus lebih bersyukur," ujar Hening.
(Why/Ysl)
Advertisement