Aplikasi Gmail Kini Bisa Dipakai untuk Video Call dan Audio Call, Begini Caranya

Aplikasi Gmail versi Android dan iOS kini memungkinkan pengguna untuk melakukan video call dan audio call secara langsung.

oleh Iskandar diperbarui 09 Des 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 08:00 WIB
Aplikasi Gmail untuk Video Call dan Audio Call
Aplikasi Gmail untuk Video Call dan Audio Call. Dok: googleblog.com

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Gmail versi Android dan iOS kini memungkinkan pengguna untuk melakukan video call dan audio call secara langsung tanpa harus menggunakan aplikasi tambahan.

Namun, sebagaimana dikutip dari blog resmi Google, Kamis (9/12/2021), untuk sementara fitur ini hanya tersedia untuk obrolan 1:1. Artinya, jika kamu ingin mengadakan rapat atau panggilan grup, harus menggunakan aplikasi khusus yang berbeda.

Untuk melakukan panggilan seseorang secara langsung di aplikasi Gmail, pilih ikon telepon atau video di sudut kanan atas obrolan 1:1.

Untuk bergabung dengan panggilan, pilih telepon atau video chip dalam obrolan 1:1. Saat melakukan panggilan, kamu akan melihat banner orang yang sedang menelepon, durasi panggilan, dan ikon Meet di daftar obrolan.

Sementara panggilan tak terjawab (missed call) akan ditandai dengan ikon telepon atau video berwarna merah di dalam percakapan dan daftar obrolan.

Untuk diketahui, fitur video call dan audio call ini tersedia untuk semua pelanggan Google Workspace, serta G Suite Basic dan Bisnis. Tersedia pula untuk pengguna dengan akun Google pribadi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pelaku Kejahatan Pakai Gmail untuk Serangan Phishing Bait Attack

Gmail
Aplikasi Gmail. (Doc: BGR)

Gmail, layanan email buatan Google ini dipercaya banyak pengguna sebagai platform teraman mengirimkan berbagai informasi.

Namun, dengan berbagai kasus kebocoran data dan serangan siber yang terjadi belakangan ini, tidak ada ruang digital yang aman dari pelaku kejahatan.

Hal ini juga berlaku untuk Gmail. Baru-baru ini, tim peneliti keamanan siber bernama Barracuda mengungkap metode phishing baru bait attack yang digunakan oleh pelaku kejahatan.

Mengutip laporan Barracuda via Bleeping Computer, Senin (15/11/2021), dari 10,500 organisasi yang disurvei, 35 persen dari mereka menerima setidaknya satu email bait attack pada September 2021 saja.

Dalam laporan yang sama, 91 persen email yang dipakai dalam aksi bait attack ini dikirim dari akun Gmail yang baru dibuat. Sementara 9 persen lainnya dari platform lain.

 

Apa Itu Bait Attack?

Indonesia Kena Serangan Siber, Pakar: Jangan Sepelekan Keamanan. (Doc: PCMag)

Apa itu bait attack? Ini merupakan metode serangan phishing baru yang fungsi utama bukan untuk mengelahui korban, tetapi untuk memverifikasi akun email tujuan valid atau tidak.

Selain itu, pelaku kejahatan juga dapat mengetahui apakah email target aktif digunakan dan menguji efektivitas deteksi spam otomatis di layanan.

Biasanya, pelaku email bait attack ini berisikan konten sangat pendek hingga terkadang juga kosong.

Kenapa Pakai Gmail?

Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Salah satu alasan kenapa pelaku menggunakan alamat Gmail adalah layanan email ini sangat populer, dan diasosiasikan dengan orang legitimasi dan kepercayaan.

Selain itu, Gmail adalah platform yang memungkinkan pembuatan akun pseudonim dengan cepat dan mudah tanpa banyak keributan.

Terakhir, Gmail mendukung fungsi "read receipt" atau "tanda terima baca", yang memberi tahu pelaku apakah penerima telah membuka pesan meskipun mereka tidak pernah membalas.

Tim Barracuda Uji Serangan Bait Attack

Simak langkah-langkah perlindungan bagi UMKM terhadap serangan siber. (Foto: Unsplash.com/Fly).

Lebih lanjut, tim Barracuda memutuskan untuk bereksperimen dengan membalas email bait attack. Dalam waktu 48 jam, mereka mendapatkan email phishing tertarget yang digunakan setelah klaim pembelian Norton LifeLock palsu.

Respons ini menunjukkan kesiapan para pelaku, dan hubungan erat antara email kosong yang tampak tidak berbahaya ini dan serangan phishing yang lengkap.

Ingat, seseorang tidak perlu membalas email ini untuk mengonfirmasi mereka tersedia untuk potensi eksploitasi, jadi jika Anda melihatnya, hapus tanpa membukanya.

Infografis Google dan Facebook

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya