Liputan6.com, Jakarta - Saat ini di Indonesia sudah ada tiga operator seluler yang mengeluarkan produk eSIM (electronic SIM), yakni Indosat Ooredoo Hutchinson, XL Axiata, dan Smartfren.
Walau sudah gencar dipromosikan oleh ketiga operator seluler tersebut, nyatanya masih belum banyak pengguna yang pakai eSIM di HP Android atau iPhone mereka. Kenapa?
Baca Juga
"Salah satu alasan eSIM belum masif dipakai pengguna smartphone di Indonesia adalah kendala ekosistem handset atau ponsel yang mendukung," kata Agus Rohmat, SVP-Head of Operation PT Smartfren Telecom, saat dijumpai di Jakarta, Kamis (14/4/2023).
Advertisement
Dia mengatakan, "Saat ini di Indonesia ponsel dengan kemampuan eSIM masih sedikit, itupun hanya terbatas untuk lini flagship saja. Sementara lini low hingga mid masih menggunakan kartu SIM fisik."
Diketahui, di Indonesia sendiri saat ini baru smartphone flagship Samsung dan Apple yang menyediakan opsi eSIM di perangkat mereka.
"Pengguna eSIM Smartfren pun saat ini masih sedikit, di bawah 100 ribu. Hal ini karena banyak ponsel yang belum support," katanya.
Walau masih sedikit, Agus optimis pengguna eSIM akan semakin bertambah dengan semakin banyaknya ponsel-ponsel dengan teknologi ini dijual di pasaran.
Saat ditanya berapa lama eSIM akan mulai umum ditemukan, Agus mengatakan, "tergantung dari vendor, apakah mereka juga akan merilis ponsel di kelas low dan mid dengan dukungan eSIM atau tidak."
Agus pun berbagi informasi tentang keuntungan eSIM dari sisi operator dan pengguna. Dia menjelaskan, operator juga dapat diuntungkan dengan mengadopsi eSIM ini.
Salah satunya adalah biaya produksi kartu fisik bisa dikurangi. "Biaya produksi kartu SIM fisik itu besar loh, dengan eSIM maka dapat dipangkas," katanya.
Tak hanya itu, biaya dari distribusi dan SDM untuk prepositioningnya juga dapat dikurangi sehingga dapat dipakai untuk program lainnya.
Sudah Punya Izin dari Kominfo, Smartfren Terus Kembangkan Layanan 5G
Seiring dengan perkembangan layanan 5G di Indonesia, kini Smartfren telah kantongi izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk turut menggelar jaringan 5G.
Dalam acara media update yang digelar di Bogor pada Senin (20/3/2023), VP Network Operations Smartfren, Agus Rohmat, mengungkapkanSmartfren telah lulus Uji Laik Operasi (ULO) 5G. Karenanya, operator ini telah mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk jaringan 5G pada Juni lalu.
“5G ini kami bangun berdasarkan use case tertentu yang telah disiapkan” ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, meskipun secara network dan partner Smartfren dinyatakan sudah siap untuk merilis layanan 5G, namun perlu pertimbangan lebih lanjut terkait kebutuhan masyarakat.
“Jadi memang kami harus meninjau apa yang dibutuhkan customer. Kalau hanya untuk WhatsApp dan streaming, saya rasa 4G masih cukup,” ujarnya.
Sebelumnya, operator seluler ini telah menyediakan Smartfren 5G di sejumlah titik, seperti kawasan ICE BSD, Tangerang. Pengguna dengan perangkat yang mendukung jaringan 5G pun dapat mencobanya.
Smartfren pun terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan layanan 5G hingga benar-benar siap untuk diberikan pada pelanggan secara luas.
Advertisement
Strategi Smartfren Rambah Pasar 5G di Indonesia
Sebelumnya pada keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023), Agus menyebutkan bahwa di tahap-tahap awal 5G, Smartfren tidak akan memberikan layanannya pada pelanggan, melainkan melihat dari kegunaan dan masih berfokus pada B2B.
Use case yang telah disiapkan pun akan dicoba terlebih dahulu ke Sinarmas Group karena memiliki ekosistem yang lebih banyak.
“Jadi use case 5G Smartfren ini untuk perusahaan-perusahaan Sinarmas Group, buat internal dulu,” ungkapnya.
Menurut Agus, Smartfren mungkin akan memberikan layanan 5G untuk sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, pabrik, dan sebagainya. Tak hanya itu, Smartfren juga berencana untuk memprioritaskan daerah-daerah yang belum pernah terjangkau 5G untuk tahap awal jika sudah mulai merambah konsumen.
Smartfren Lakukan Perluasan Coverage
Untuk memperkuat kualitas jaringan di seluruh wilayah operasionalnya, Smartfren melakukan perluasan jangkauan dan implementasi titik Content Delivery Network (CDN).
Inisiatif ini dilakukan dengan penambahan sejumlah BTS guna memastikan pelanggan dapat menikmati layanan telekomunikasi terbaik dari Smartfren, terutama menjelang Ramadan.
Dari penambahan tersebut, coverage dan kapasitas Smartfren meningkat 12,3 persen secara nasional. Sementara itu di masing-masing wilayah operasionalnya, Smartfren berhasil meningkatkan 10 persen di Jawa Barat, 3 persen di Sumatera Utara, 10 persen di Sumatera Selatan, 3 persen di Jabodetabek, 9 persen di Jawa Tengah, 4 persen di Jawa Timur, dan 7 persen di Sulawesi serta Kalimantan.
Tak hanya itu, Smartfren juga berinvestasi di core network dengan membangun CDN yang berfungsi sebagai cache sehingga mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mengirim dan menerima data. Hal ini dilakukan untuk menurunkan latency, yakni tingkat respon jaringan yang berpengaruh pada pengalaman pelanggan.
(Ysl/Tin)
Advertisement