Perjalanan Surplus dan Broom Raih Pendanaan Usai Ikut Program Startup Studio Indonesia

Dua alumni Startup Studio Indonesia yang berkembang pesat usai mengikuti program inkubasi atau pelatihan ini adalah Surplus Indonesia dan Broom.

oleh Iskandar diperbarui 27 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 18:00 WIB
Surplus Indonesia
Surplus Indonesia. Credit: Startup Studio Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Program Startup Studio Indonesia (SSI) yang rutin digelar dua kali setahun oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi memasuki Batch ke-6.

SSI mencatat, alumni yang berhasil meraih pendanaan tahap awal setelah lulus dari program ini berkisar di angka 13-40% di setiap batch. Per Desember 2022, total pendanaan yang mengalir ke alumni startup SSI telah mencapai Rp 392,1 miliar.

Salah satu alumni SSI yang berkembang pesat usai mengikuti program inkubasi atau pelatihan startup ini adalah Surplus Indonesia.

Surplus merupakan startup peduli lingkungan yang hadir sebagai solusi untuk mengatasi banyaknya sampah makanan di Indonesia.

Bekerjasama dengan pelaku usaha (seperti restoran, hotel, cafe), Surplus Indonesia menjual stok makanan berlebih yang masih berkualitas, aman, dan layak konsumsi, dengan harga 50% lebih terjangkau melalui aplikasi food rescue pertama di Indonesia.

Sebagai alumni Startup Studio Indonesia Batch 4, di awal tahun ini Surplus meraih pendanaan tahap awal dari Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Ventures.

Jangkauan operasinya pun kian meluas, yakni merambah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Bali, dengan total pengguna aplikasi aktif mencapai 10.000.

Fokus Akuisisi Merchant Customer

Tahun ini, Surplus akan memfokuskan bisnisnya untuk meningkatkan akuisisi merchant customer di daerah Jawa dan Bali.

Co-founder & CEO Surplus Indonesia, Muh. Agung Saputra, bercerita startup yang didirikannya ini mulanya mengedepankan pemasaran organik melalui komunitas atau word of mouth, sementara budget perusahaan dialokasikan lebih banyak ke SDM.

"Setelah berjalan beberapa waktu dan mulai scale up, barulah kami fokus menggencarkan marketing," ucapnya, dikutip Kamis (27/4/2023).

"Keputusan kami untuk mengikuti program SSI Batch 4 juga sangat berpengaruh ke sisi marketing Surplus Indonesia, salah satunya karena mendapatkan eksposur dari berbagai pemberitaan dan konten media sosial yang dilakukan SSI," ujar Agung memungkaskan.

Selain membantu meningkatkan reputasi perusahaan, Agung mengaku program SSI membuka jalan bagi perusahaan untuk memperluas networking, terutama dengan pelaku startup baik yang sudah berpengalaman maupun yang sama-sama merintis di tahap awal.

 

Startup Broom

Broom
Broom. Credit: Startup Studio Indonesia

Startup lain yang juga berhasil scale up usai mengikuti kelas SSI adalah Broom, sebuah startup platform digital untuk ekosistem mobil bekas yang menyediakan modal kerja jangka pendek kepada showroom melalui program “buy back”.

Pemilik showroom dapat menjual inventori mobil kepada Broom, memutar dana yang didapat ke keperluan bisnis lain, lalu melakukan pembelian mobil kembali ketika sudah jatuh tempo.

Solusi ini diklaim memungkinkan pebisnis mobil bekas untuk mengoptimalkan perputaran modal maupun inventarisnya.

Didirikan pada tahun 2021, Broom bertujuan untuk membantu ekosistem mobil bekas di Indonesia untuk mendapatkan akses modal yang lebih mudah dan sistem operasional bisnis yang lebih terorganisir.

Sebagai alumni SSI Batch 5, Broom menorehkan pertumbuhan pesat pasca lulus, terutama yakni meraih pendanaan Pra-Seri A senilai USD $10 juta (setara Rp 155 miliar) untuk pengembangan bisnisnya.

“Untuk mempromosikan model bisnis Broom, kami banyak memanfaatkan jejaring dari startup lainnya, karena kami berfokus pada model Business-to-Business (B2B)," ujar CEO dan Co-founder Broom.id, Pandu Adi Laras.

"Karena itu, partisipasi kami di SSI membuahkan hasil yang baik, karena program tersebut membuka banyak pintu kesempatan baru bagi kami yang notabene adalah startup muda," sambungnya.

Selain itu, ia melanjutkan, sesi sharing dengan praktisi startup lainnya membuat perusahaan bisa menggali lebih banyak wawasan praktis untuk menemukan product-market fit yang pas.

 

Capai Revenue Rp 1-10 Miliar

Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Surplus Indonesia dan Broom merupakan dua contoh startup alumni Startup Studio Indonesia yang berhasil membawa materi pelatihan dan mempraktekannya untuk pengembangan bisnis.

Namun, di luar itu, ada banyak pula alumni Startup Studio Indonesia di berbagai batch yang mencetak prestasi membanggakan.

Misalnya, 11 alumni SSI Batch 3 berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 153,1%, dan mayoritas di antaranya telah mencapai revenue Rp 1-10 miliar. Selain itu, tercatat pula pertumbuhan bisnis hingga 792,2% untuk startup B2B dan 107,2% untuk startup yang bergerak di bidang B2C.

“Salah satu tujuan Startup Studio Indonesia adalah menciptakan ekosistem startup digital di Indonesia yang sustainable dengan terciptanya transfer of knowledge. Kami ikut bangga melihat prestasi dari para alumni Startup Studio Indonesia sejak pertama kali program ini diluncurkan pada tahun 2020,” kata Koordinator Startup Digital Kominfo RI, Sonny Hendra Sudaryana.

Ia menambahkan hal Ini menjadi bukti bahwa materi kurikulum SSI telah tepat-guna dan dapat langsung dipraktikkan untuk pengembangan bisnis.

“Kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut, sesuai dengan misi kami untuk mencetak 150 startup digital yang ‘naik kelas’ pada 2024,” pungkas Sonny.

Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/

Poster Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah)
Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya