Liputan6.com, Jakarta - Apple mewajibkan aplikasi-aplikasi baru untuk menunjukkan bukti lisensi pemerintah Tiongkok sebelum dirilis di toko aplikasinya, App Store di Tiongkok. Perusahaan ini bergabung dengan pesaing lokalnya yang telah mengadopsi kebijakan tersebut beberapa tahun sebelumnya untuk memenuhi peraturan dari pemerintah setempat.
Dilansir Reuters, Kamis (5/10/2023), Apple mewajibkan pengembang aplikasi untuk menyerahkan pengajuan penyedia konten internet (ICP) ketika aplikasi baru diterbitkan di App Store.
Baca Juga
Pengajuan ICP adalah sistem pendaftaran jangka panjang agar situs web dapat beroperasi secara legal di Tiongkok. Aturan ini sudah diterapkan oleh sebagian besar toko aplikasi lokal mulai 2017, termasuk yang dioperasikan oleh Tencent dan Huawei.
Advertisement
Untuk mendapatkan lisensi pengarsipan ICP, pengembang harus memiliki perusahaan di Tiongkok atau bekerja sama dengan penerbit lokal. Inilah yang telah menjadi kendala bagi banyak aplikasi asing untuk bisa mejeng di toko aplikasi Tiongkok.
Kebijakan ICP yang longgar dari Apple telah memungkinkannya menawarkan lebih banyak aplikasi seluler dibandingkan pesaing aplikasi lokalnya. Hal ini membuat Apple sangat populer di Tiongkok, pasar terbesar ketiganya setelah Amerika dan Eropa.
Keputusan Apple ini diambil setelah Tiongkok semakin memperketat pengawasannya terhadap aplikasi seluler pada bulan Agustus 2023.
Saat itu, Tiongkok mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan semua toko aplikasi dan pengembang aplikasi untuk menyerahkan pengarsipan aplikasi berisi rincian bisnis kepada regulator.
Bahkan, regulator Tiongkok merilis nama-nama toko aplikasi seluler gelombang pertama yang telah menyelesaikan pengajuan aplikasi. Namun App Store milik Apple tidak termasuk dalam daftar tersebut.
Apple Hampir Sepenuhnya Mematuhi Peraturan Tiongkok
Status kepatuhan Apple dapat memengaruhi aksesibilitas ratusan ribu aplikasi di App Store-nya di Tiongkok. Termasuk aplikasi asing populer seperti Twitter/X dan Telegram, yang menjadi populer selama protes terhadap lockdown COVID-19 tahun lalu.
Apple juga menghadapi masalah lain di Tiongkok karena Beijing lebih fokus pada keamanan. Salah satunya adalah larangan penggunaan iPhone bagi karyawan di beberapa lembaga pemerintah.
CEO perusahaan penerbitan aplikasi AppInChina, Rich Bishop, mengatakan bahwa tuntutan pengajuan ICP dari pengembang membawa Apple selangkah lebih dekat untuk sepenuhnya mematuhi peraturan di Tiongkok.
Perluasan aturan yang dikeluarkan pada bulan Agustus 2023 secara efektif mengharuskan backend suatu aplikasi di Tiongkok. Peraturan ini yang menjadi syarat bagi aplikasi yang ditampilkan di toko aplikasi Android lokal.
Advertisement
Banyak Pengembang Keberatan dengan Keputusan Apple
Banyak pengembang melalui media sosial menyuarakan keprihatinan atas keputusan Apple. Mereka khawatir perusahaan teknologi ini akan semakin memperketat peraturan agar sepenuhnya mematuhi peraturan Tiongkok.
Dalam sebuah postingan di X, Jinyu Meng, seorang pengembang independen, berkata, "Jika aplikasi saya tidak dapat diluncurkan di Tiongkok tanpa pengajuan aplikasi, saya akan menghapus aplikasi saya [di sana]."
Beberapa pengguna iPhone di Tiongkok juga mengunggah di X dan mengatakan bahwa mereka mungkin perlu mulai menggunakan akun Apple dari negara lain untuk mengakses aplikasi favorit mereka.
Berdasarkan aturan baru, aplikasi yang tidak memiliki pengajuan tepat akan dihukum setelah masa tenggang berakhir. Aplikasi-aplikasi ini diberi kesempatan hingga bulan Maret 2024. Sementara aplikasi yang baru dikembangkan harus mematuhi aturan mulai bulan September.
Toko Tiongkok Tak Rekomendasikan USB Type C Milik Android di iPhone 15
Sementara itu masih tentang Apple, penerapan USB-C pada iPhone 15 memberikan keuntungan yang signifikan. Dilansir Gizchina, Senin (25/9/2023), dulu pengguna Apple memerlukan kabel terpisah untuk iPhone, iPad, dan MacBook. Namun, dengan port USB-C, satu kabel kini dapat mengisi daya semua gadget ini.
Kendati demikian, seperti halnya transisi teknologi besar lain, ada beberapa hambatan dalam prosesnya. Laporan terbaru dari Tiongkok, salah satu pasar terbesar Apple, menyoroti kekhawatiran yang diajukan oleh beberapa toko resmi Apple.
Toko-toko ini menyarankan pelanggan agar tidak menggunakan “kabel Android” untuk mengisi daya iPhone 15 dan iPhone 15 Pro baru mereka. Alasannya, dikhawatirkan selama proses pengisian daya perangkat akan mengalami overheat.
Terkait saran ini, Apple secara resmi tidak memberikan pernyataan apa pun. Namun, salah satu penjelasan yang mungkin adalah adanya perbedaan dalam konstruksi kabel antara produsen Android dan Apple.
Tidak semua kabel USB-C diciptakan sama. Selain itu, variasi dalam penyelarasan pin sambungan serta susunan elemen tertentu dapat memengaruhi jumlah panas yang dihasilkan selama pengisian daya.
Advertisement