Pilkada hingga Piala Dunia Bikin Orang Tarik Dana Besar dari Bank

Pilkada sampai Piala Dunia berpotensi menyebabkan adanya penarikan dana besar-besaran dari perbankan. Ini menjadi tantangan bagi pasar modal

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Des 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2017, 13:00 WIB
Piala Dunia 2018
Pengunjung membeli suvenir bola resmi Piala Dunia 2018 di toko resmi FIFA World Cup 2018 yang dibuka di Central Children's Store di Moskow (18/12). Piala Dunia 2018 di Rusia akan berlangsung pada 14 Juni - 15 Juli tahun depan. (AFP Photo/Mladen Antonov)

Liputan6.com, Jakarta Periode 2018 akan menjadi tahun yang menantang bagi pasar modal Indonesia. Pasalnya, sejumlah peristiwa akan terjadi di tahun depan, di antaranya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, penyelenggaraan Asian Games, dan Piala Dunia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengatakan, peristiwa Pilkada, Asian Games, dan Piala Dunia sampai pembayaran pajak atau pelaporan SPT Pajak Penghasilan (PPh) akan menyebabkan adanya penarikan dana besar-besaran dari sistem keuangan.

"Kuncinya, kita enggak tahu apa yang terjadi dengan dana perbankan dari Pilkada di 171 daerah, Asian Games, pembayaran pajak, Piala Dunia. Berapa lama balik lagi ke sistem perbankan," jelas Tito di Gedung BEI Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Dia mengaku, BEI belum memiliki pengalaman menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut. Namun, Tito mengatakan, semakin cepat dana itu kembali ke sistem keuangan, maka akan semakin baik.

"Makin cepat dana itu balik ke sistem perbankan, makin membaik ke pasar modal kita karena bunga enggak naik," ucap Tito.

Meski begitu, Tito menambahkan, berdasarkan pengalaman di berbagai negara, momen-momen besar seperti Asian Games akan menopang perekonomian di negara tersebut ke depannya.

"Tapi ada satu yang menarik perhatian sesudah Olimpiade, Asian Games dilakukan negara itu ekonomi membaik di tahun depan. Ada juga satu rule of thumb, semoga," paparnya.

Tito optimistis, perekonomian nasional akan membaik di 2018. Sehingga, dia memperkirakan jumlah emiten baru di tahun depan lebih dari 35 emiten meski ada Pilkada dan peristiwa penting lainnya. 

"Produk kita membaik, emiten menguat, emiten baru akan masuk kita percaya di atas 35," tukas dia.

Tonton Video Pilihan Ini

GarudaFood Tuai Berkah dari Gelaran Piala Dunia dan Pilkada

Penjualan produk makanan dan minuman GarudaFood, seperti minuman dalam kemasan sampai kacang-kacangan diperkirakan meningkat 15 persen di momen pemilihan kepala daerah (pilkada) dan piala dunia. Kedua momen ini akan diselenggarakan bersamaan pada Juni tahun depan.

"Piala dunia dan Pilkada pasti akan meningkatkan penjualan produk makanan dan minuman perusahaan. Memompa daya beli juga," kata Pendiri GarudaFood, Sudhamek AWS saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (21/12/2017).

Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu memperkirakan, penjualan produk makanan dan minuman akan naik 15 persen di bulan-bulan dengan momen tertentu. Penjualan seluruh produk makanan dan minuman diprediksi akan meningkat.

"Kenaikan sih tidak banyak, nambah 15 persen di bulan tertentu saja ya (yang ada penyelenggaraan pilkada dan piala dunia). Impact-nya satu tahun, tentu di bawah itu. Semua produk naik (penjualannya)," terang Sudhamek yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$ 810 juta atau sekitar Rp 10,94 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, konsumsi rumah tangga di kuartal III-2017 mengalami perlambatan, yakni tumbuh 4,93 persen dibanding 4,95 persen di kuartal II-2017 dan kuartal III-2016 yang sebesar 5,01 persen.

Salah satu penopang konsumsi rumah tangga di periode tersebut, adalah konsumsi makanan dan minuman selain restoran yang tumbuh 5,04 persen pada kuartal III-2017 atau melambat dibanding kuartal sebelumnya 5,24 persen dan 5,23 persen di kuartal III-2016.

Secara kuartal ke kuartal, konsumsi pada periode tersebut tercatat sebesar 3,09 persen atau melonjak dari pertumbuhan di kuartal II yang sebesar 1,38 persen, namun melambat dibanding kuartal III tahun lalu sebesar 3,29 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya