BBM Naik, Ganjar Dimaki Buruh Pendukungnya dan Dianggap Pembohong

Unjuk rasa menolak BBM naik digelar dengan memblokir jalan pahlawan Semarang dan membuat jalur tertutup.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 18 Nov 2014, 15:33 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2014, 15:33 WIB
Para buruh membakar keranda, selasa (18/11/2014) di depan kantor gubernur Jateng.

Liputan6.com, Semarang - "Ganjar ndobol, Ganjar ndobol! (Ganjar bohong, Ganjar bohong!) " teriak ratusan buruh di depan kantor gubernur Jawa Tengah, selasa (18/11/2014).  Ratusan buruh itu memang tengah memaki-maki Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan kata-kata kasar setelah BBM naik.

Makian tersebut terlontar spontan saat para buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang)  berunjuk rasa, menuntut agar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merevisi usulan UMK 2015 dari Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah.

Tuntutan itu menguat setelah ada pengumuman kenaikan harga BBM Bersubsidi naik Rp 2.000 per liter. Selama pemilihan gubernur, beberapa eksponen Gerbang itu terlibat sebagai relawan Ganjar Pranowo.

Selain menyebut pembohong, Ganjar Pranowo juga disamakan dengan binatang. Dua pengunjuk rasa sengaja berdandan dengan kostum pocong dan berdiri di depan dua keranda.

Dalam aksinya massa juga menerbangkan balon merah putih. Balon itu dimaksudkan sebagai simbol bahwa kebutuhan hidup di Indonesia makin tak terjangkau dan terbeli. Selain itu mereka juga membakar dua keranda yang mereka bawa sebagai bentuk penolakan upah murah.

Menurut Nanang Setyana, Koordinator aksi, Ganjar Pranowo harus menggunakan wewenangnya untuk merevisi usulan-usulan UMK dari Kabupaten atau Kota, karena jika tidak, menurutnya ada 33 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah yang menggunakan survei kebutuhan hidup layak (KHL) semu dalam penentuan UMK. Menurutnya, survei KHL tidak diperhitungkan dengan adanya kenaikan harga BBM.

"Artinya, ukuran KHL yang terjadi tidak riil dan hanya mengelabuhi publik, khususnya para buruh. Yang sungguh-sungguh menggunakan KHL secara jujur hanya Kota Semarang dan Kabupaten Demak saja, yakni KHL untuk prediksi Desember 2014," kata Nanang.

Unjuk rasa juga digelar dengan memblokir jalan pahlawan Semarang, sehingga jalur dari dua arah baik dari Simpang Lima atau Siranda ditutup sementara selama unjuk rasa setelah BBM naik berlangsung. (Edhie Prayitno Ige/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya