Pertumbuhan Utang Luar Negeri Sektor Swasta Melambat

Utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 298,6 miliar pada akhir Januari 2015, dan tumbuh 10,1 persen.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Mar 2015, 20:45 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2015, 20:45 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (4)
Ilustrasi Bank Indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) sektor swasta melambat menjadi 13,6 persen (YoY) pada Januari 2015 dibandingkan Desember 2014 yang tumbuh sebesar 14,2 persen (YoY).

"Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN sektor swasta pada akhir Januari 2015 mencapai US$ 162,9 miliar (54,6 persen dari total ULN). Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar US$ 135,7 miliar (45,4 persen dari total ULN). Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar US$ 4 miliar," Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, dalam siaran pers yang diterbitkan, Rabu (18/3/2015).

Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai US$ 298,6 miliar, atau tumbuh 10,1 persen (YoY). Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang , dan 84,7 persen dari total ULN. ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12 persen (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan Desember 2014 yang sebesar 11,3 persen(YoY).

Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4 persen (YoY), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (YoY).

Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai US$ 131,6 miliar atau 97 persen dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar US$ 121,5 miliar atau 74,6 persen dari total ULN swasta.

Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek mencapai US$ 45,5 miliar (15,3 persen dari total ULN). ULN swasta pada akhir Januari 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih.

Posisi ULN keempat sektor tersebut masing-masing sebesar US$ 47,2 miliar (28,9 persen dari total ULN swasta), US$ 32,2 miliar (19,8 persen dari total ULN swasta), US$ 26,4 miliar (16,2 persen dari total ULN swasta), dan US$ 19,2 miliar (11,8 persen dari total ULN swasta).

Pada Januari 2015, pertumbuhan utang luar negeri sektor keuangan antara lain berasal dari sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan masing-masing sebesar 24,9 persen (yoy), 8,5 persen (yoy), dan 0,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2014 masing-masing sebesar 26,9 persen (yoy), 10 persen (yoy), dan 0,3 persen (yoy).

Di sisi lain, pertumbuhan ULN sektor listrik, gas & air bersih tercatat sebesar 12,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2014 sebesar 8,9 persen (yoy).

"Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," ujar Tirta.

Ia menambahkan, hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya