Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ‎mengklaim sudah membangun 6.000 kilometer jaringan gas bumi dari Sabang sampai Merauke di usianya yang menginjak 50 tahun.
Mimpi besar perusahaan pelat merah ini berkontribusi lebih besar pada kota cerdas (smart city) di Indonesia. Kota cerdas merupakan kota yang menempatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu dengan cepat mengetahui persoalan di Indonesia, bukan saja kota layak huni.
Baca Juga
Direktur Utama PGN, Hendi Priyo Santoso mengungkapkan, PGN yang berdiri separuh abad telah berperan penting untuk melengkapi kota cerdas di Indonesia dengan jaringan infrastruktur gas bumi, baik lewat pipa, non pipa dan sebagainya. Sasarannya adalah rumah tangga, sarana transportasi, pengusaha kecil dan menengah serta industri.
Advertisement
"Dalam rancangan cetak biru (blue print) PGN, kami ingin bersinergi dengan kota-kota cerdas ini. Membangun jaringan infrastruktur gas bumi ke daerah remote sampai pedesaan dan berujung ke sentra produksi di Indonesia," sebut dia saat Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 di JCC, Jakarta, Selasa (24/3/2015).
‎
Hendi mengatakan, dengan sinergi tersebut, rencana pembangunan kota cerdas yang dipadukan dengan infrastruktur gas bumi, sebuah kota akan menjadi lebih efisien, cepat, ramah lingkungan. Emiten berkode PGAS itu mengaku terus melakukan transformasi dalam produksi gas, baik gas alam maupun cair.
"Sudah‎ 6.000 Kilometer (KM) jaringan infrastruktur gas bumi lewat pipa dan non pipa kita bangun selama 50 tahun. Kita operasikan 2 FSRU di Lampung dan Jawa Barat. Punya 6 lapangan gas, dan 3 di antaranya sudah berproduksi dan 3 unit usaha akan menjadi garda terdepan dalam rangka mempercepat konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG)," tegas dia.
Hendi berharap, jaringan infrastruktur gas bumi ke depan bisa dimanfaatkan untuk sektor maritim sesuai dengan cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, jaringan infrastruktur gas juga digunakan untuk rumah tangga, industri besar dan pembangkit listrik untuk mendorong kedaulatan energi Indonesia. (Fik/Ahm)